Kami mencatat setidaknya empat klaim pemerintah yang perlu diluruskan karena mengabaikan fakta. Keempatnya, adalah terkait penyangkalan akan keberadaan resort wisata di Loh Buaya, soal dialog dengan warga Kampung Komodo, penyangkalan perubahan zonasi untuk bisnis wisata di TNK serta ketidakterbukaan informasi soal konsesi bisnis perusahaan-perusahaan swasta.
Floresa.co - Status tanah seluas 30 hektar milik Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang sempat diklaim oleh berbagai pihak akhirnya kembali kepada kabupaten tersebut....
Floresa.co - Kejaksaan Negeri Manggarai Barat , Nusa Tenggara Timur , akan segara melimpahkan perkara korupsi pengalihan aset tanah Pemda Mabar kepada Pengadilan...
Floresa.co - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) secara resmi menerima kembali aset tanah seluas 30 hektar usai tuntasnya proses hukum terkait tanah itu yang...
Floresa.co – Sebuah rombongan wisatawan terekam dalam sebuah video tengah menyalakan petasan di Pulau Kalong, Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat , Nusa Tenggara...
Floresa.co - Baru setahun menjabat, kebijakan Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit dan wakilnya Heribertus Ngabut kembali mendapat sorotan dari pemerintah pusat.
Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian...
Floresa.co - Salah satu pemilik lahan proyek ruas jalan dari Labuan Bajo menuju Kawasan Ekonomi Khusus di Golo Mori, Kanisius Jehabut melayangkan somasi...
Selain terkait pembangunan sarana dan prasarana wisata di Loh Buaya, Pulau Rinca, perwakilan masyarakat sipil juga meminta IUCN dan UNESCO untuk memeriksa izin perusahaan-perusahan sewasta yang berinvestasi di dalam ruang hidup satwa purba warisan dunia itu.
Sejumlah anggota DPRD dari partai koalisi pendukung pemerintah mengkritik keras masalah perekrutan THL yang berlangsung diam-diam, jargon perubahan pun disebut hanya omong kosong.
Sikap pemerintah yang ngotot melanjutkan rencana eksplorasi geothermal tak menyurutkan perjuangan warga. Mereka mempertaruhkan apa pun demi keselamatan lingkungan Wae Sano. Sebab kawasan di sekitar Danau Sanonggoang itu merupakan ruang hidup warisan leluhur yang harus mereka jaga untuk diwariskan kepada anak cucu kelak.
Mereka menggelar orasi dari mobil komando, menggelar poster yang menyatakan penolakan terhadap proyek geotermal, dan mengusung peti mati bertuliskan “RIP Nurani Pemda Mabar.”
Floresa.co - Tim Akselerator Politeknik eLBajo Commodus menyampaikan Program Menara Vokasi kepada Bupati Manggarai Barat , Edistasius Endi pada Kamis, 4 November 2021. Hal...
Floresa.co - Politeknik eLBajo Commodus menorah prestasi membanggakan dengan terpilih menjadi akselerator daerah Program Menara Vokasi Periode 2021.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan kontrak dengan...