Seharusnya polisi bisa bertindak lebih bermartabat dari sekadar mendaur ulang cara kekerasan. Pelaku wisata dan warga bukan musuh, apalagi mereka hanya ingin menuntut haknya. Menabur benih kekerasan hanya akan menuai konflik berkepanjangan.
Jika pemerintah memang punya maksud serius untuk konservasi dengan membatasi kunjungan wisata [mass tourism], tetap ada jalan lain, misalnya mengatur lalu lintas wisata secara terjadwal. Kebijakan-kebijakan seperti ini seharusnya tertuang dalam Integrated Tourism Master Plan [ITMP]. Sayangnya, ambisi mengambil untung menutup mata pemerintah dalam pengelolaan pariwisata yang bertanggung jawab pada aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.
Floresa.co - Dalam kunjungannya ke wilayah Manggarai Raya Selasa-Rabu, 23-24 Juni 2020, Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat memberi sejumlah pernyataan yang mengindikasikan sikapnya untuk...
Floresa.co - Menghadapi Ujian Nasional (UN) hanyalah salah satu tahap kecil yang mesti dilalui ribuan siswa dan siswi SMA senin depan. Persoalan lain yang...
Gott ist tot! Gott bleibt toto! Und wir haben ihn getoter!)
Tuhan telah mati! Tuhan tetap mati! Dan kitalah yang membunuhnya!
Inilah ungkapan Nietzsche (1844-1900) yang...
Floresa.co Tanda tangan Bupati Manggarai, Christian Rotok bukanlah tanda tangan biasa. Pada goresan tangannya itu, ia mempertaruhkan nasib dirinya dan banyak orang Manggarai.
Lantaran punya konsekuensi yang berat...
Floresa.co - Apresiasi patut diberikan kepada aparat Kepolisian Resort Manggarai Barat (Polres Mabar) yang berhasil menggagalkan keberangkatan tujuh calon tenaga kerja wanita (TKW) asal Mangarai...
Floresa.co—Pergantian Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, dokter Dupe Nababan oleh Bupati Christian Rotok di penghujung masa jabatannya memberikan angin segar sekaligus mengundang...
Floresa.co - Pernyataan Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang Pr yang memberi sinyal dukung tambang di tengah masifnya dampak negatif dari pertambangan di Nusa...