Polisi yang Kembali dari Labuan Bajo Usai Kawal Aksi Mogok Kecelakaan

Sumber Floresa.co di Waelengga mengatakan, bus bernomor polisi EB 7004 DK tersebut terbalik di Teku Teang, arah barat Waelengga sekitar pukul 20.00 Wita.

Floresa.co – Bus yang mengangkut sejumlah anggota polisi yang hendak kembali ke Kupang usai mengawal aksi mogok kerja pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, dilaporkan mengalami kecelakaan di Waelengga, Kabupaten Manggarai Timur pada Jumat malam, 5 Agustus 2022.

Para polisi dari Polda NTT itu hendak menuju Pelabuhan Aimere, Kabupaten Ngada, untuk selanjutnya kembali ke Kupang menggunakan kapal laut.

Sumber Floresa.co di Waelengga mengatakan, bus bernomor polisi EB 7004 DK tersebut terbalik di Teku Teang, arah barat Waelengga sekitar pukul 20.00 Wita.

Belum diketahui penyebab kecelakaan itu dan juga jumlah polisi yang menumpangi bus tersebut.

Dalam sejumlah foto yang beredar di beberapa grup WhatsApp, terdapat korban yang mengalami luka parah.

Sumber itu mengatakan sejumlah polisi yang cedera itu sempat dibawa ke Puskesmas Walengga dan kemudian dirujuk ke RSUD Bajawa.

Sebelumnya, Floresa.co melaporkan bahwa ada satu orang yang meninggal dunia, yang belum diketahui identitasnya.

Kapolres Manggarai Timue, AKBP I Ketut Widiarta mengonfirmasi pada Sabtu pagi, 6 Agustus bahwa korban yang meninggal itu adalah seorang warga sipil, yang juga terlibat dalam kecelakaan itu. Ia bukanlah polisi.

Para polisi yang terlibat kecelakaan itu adalah bagian dari sekitar 1.000 aparat yang dikerahkan di Labuan Bajo yang ditetapkan dalam situasi siaga satu setelah pelaku wisata mengambil langkah mogok sebagai bentuk protes terhadap apa yang mereka sebut sebagai upaya komersialisasi dan monopoli bisnis di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).

Tudingan itu terkait lengkah pemerintah yang menaikkan secara drastis harga tiket ke Pulau Komodo dan Pulau Padar dari 150 ribu rupiah menjadi 3,75 juta rupiah dengan sistem keanggotaan selama satu tahun, yang dikontrol oleh PT Flobamor, perusahan milik Provinsi NTT.

Dalam aksi mogok pada hari pertama, 1 Agustus, 42 pelaku wisata ditangkap dan direpresi polisi, sebagiannya luka-luka, hal yang kemudian memicu kecaman dari berbagai elemen.

Pelaku wisata itu kemudian dibebaskan dari tahanan setelah mereka membuat pernyataan di kantor polisi untuk berhenti mogok.

FLORESA

Catatan redaksi: Berita ini telah diperbarui pada Sabtu, 6 Agustus 2022 pukul 08.50 Wita, dengan menambahkan keterangan dari Kapolres Manggarai Timue, AKBP I Ketut Widiarta.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek