Gelar Aksi Unjuk Rasa di Kantor Bupati Matim, Pendemo Minta Cabut Izin Lokasi Pabrik Semen

Floresa.co – Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (GEMPAR) Manggarai Timur (Matim) menggelar aksi unjuk rasa pada Senin, 13 Juli 2020, di mana mereka menuntut Bupati Matim, Andreas Agas untuk segera mencabut kembali izin lokasi pembangunan pabrik semen di Luwuk Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda.

Menurut GEMPAR, rencana investasi pabrik semen dan tambang batu gamping oleh dua perusahaan – PT Singa Merah NTT dan PT Istindo Mitra Manggarai – sangat bertentangan dengan kultur dan kebiasaan masyarakat Matim yang mayoritas sebagai petani, nelayan dan peternak.

“Kami minta Bupati Manggarai Timur untuk mencabut izin lokasi pabrik semen,” demikian menurut salah satu orator di depan kantor bupati.

Selain itu, Gempar juga meminta Bupati Agas untuk tidak tunduk kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang pernah meminta bupati untuk terus melanjutkan prosese izin invesatasi tersebut.

“Bupati Manggarai Timur jangan membangun konspirasi busuk dengan Gubernur NTT,” kata mereka.

Hingga berita ini diterbitkan, GEMPAR masih berorasi di depan kantor bupati Matim.

RO/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Apakah Paus Fransiskus akan Kunjungi Indonesia dan Rayakan Misa di Flores?

Kendati mengakui bahwa ada rencana kunjungan paus ke Indonesia, otoritas Gereja Katolik menyebut sejumlah informasi yang kini menyebar luas tentang kunjungan itu tidak benar

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek