Kalau Makian yang Dipakai, Apa yang Membuat DPRD Masih Bisa Dikatakan Terhormat?

Floresa.co – Kasus makian dan ancaman yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Manggarai Timur, Bernadus Nuel merespon banyak komentar dari berbagai pihak.

Lembaga DPRD Matim dan Partai Hanura pu didesak untuk mengambil tindakan bagi Nadus.

Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) ikut mendorong adanya evaluasi terhadap Nadus.

“Perilaku premanisme anggota DPRD akan meruntuhkan kehormatan lembaga DPRD,” kata Lucius Karus, peneliti senior Formappi kepada Floresa.co.

Nama Nadus menjadi bahan perbincangan setelah rekaman suaranya di mana ia memaki-maki seorang mahasiswa di Jakarta beredar luas.

Dalam sejumlah file rekaman yang juga diperoleh Floresa.co, ia berkali-kali dengan nada tinggi memaki mahasiswa itu, juga orangtua dan nenek moyangnya.

Nadus juga terdengar mengancam membunuhnya.

BACA: Mengaku Sering Bunuh Orang di Jakarta, Wakil Ketua DPRD Matim Ancam Habisi Mahasiswa yang Kritik Pemda

Ia mengklaim pernah menjadi pengawal Wiranto dan sering membunuh orang saat berada di Jakarta.

Bernadus telah mengonfirmasi bahwa rekaman suara itu adalah miliknya. 

Lucius mengatakan, wibawa lembaga dengan kewenangan besar seperti DPRD pada tingkatnya yang paling sederhana harus diperlihatkan melalui sikap dan kata-kata anggota DPRD. 

“Kalau makian dipakai oleh anggota DPRD, apa yang membuat DPRD masih bisa dikatakan terhormat?” katanya.

“Anggotanya saja cuman bisa maki-maki seperti preman pasar, lalu bagaimana DPRD masih mau disebut terhormat?” tambahnya.

Selain rekaman suara Nadus yang kini viral, berita tentangnya yang dipublikasi sejumlah media banyak disebar di Twitter dan dikomentari berbagai tokoh di level nasional.

Sejumlah twit juga dihubungkan dengan akun resmi Divisi Humas Mabes Polri dan akun resmi Partai Hanura.

Salah satu Twit dari pemilik @yosnggarang sudah diretweet lebih dari 2.800 kali.

Ia menulis, “Ini Wakil ketua DPRD dwti Fraksi P.Hanura.  Guys,mohon di RT biar Keangkuhan anggota dewan ini segera di copot @hanura_official

Addie Massardi, mantan juru bicara Presiden Gus Dur ikut me-retweet-nya.

Ia menulis, “NEW JAGOAN wow, rupanya ada jagoan baru. Bunuh orang gak tersentuh hukum.  Mumpung Polri sedang HUT ke-74, coba tanya apa bunuh orang sekarang bisa suka-suka?”

Sementara itu, pemilik akun @wahyuvampite menulis “Pemda dikritik, DPRD yg marah. Kok aneh ya? Perasaan dl DPRD kritik pemda deh. Mau main kasar?”

Pimpinan Partai Hanura di Manggarai Timur telah berjanji membahas masalah ini. 

Sebagai ketua partai tentunya saya tidak langsung menyalahkan kader saya,” kata Ketua DPC Hanura Matim Frumensius Fredrik Anam seperti dilaporkan Voxntt.com.

Ia menambahkan akan mendengar klarifikasi dari Nadus dan menyandingkannya dengan pemberitaan media online dan perbincangan di berbagai media sosial. 

“Kita tentu berusaha untuk penyelesaiannya berimbang,” katanya.

FLORESA

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.