Sebatang Kara, Kakek 79 Tahun di Matim Bertahan Hidup dari Hasil Jual Pisang

Floresa.co – Di rumah berukuran tiga kali empat meter, Yosep No’o (79) melewati hari-harinya seorang diri.

Warga  RT 006/RW 002, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur ini – yang memilih tidak menikah – sejak kecil hidup sebagai anak yatim.

Ibunya meninggal saat ia masih bayi. Sementara ayahnya meninggal saat ia masih muda, tetapi tahun persisnya tidak ia ingat.

Orangtua Yosep adalah perantau asal Maunori, Kabupaten Nagekeo dan mereka tidak punya tanah yang bisa diwariskan kepadanya.

Beruntung, seseorang yang ia sebut sebagai Bos Ambo – yang sudah meninggal beberapa tahun lalu – mengizinkan Yosep tinggal di kebunya, tempat rumahnya kini berada.

“Saat Bos Ambo masih hidup, ia pesan ke anaknya agar tidak boleh usir saya dari kebun ini,” kisahnya, Kamis, 14 Mei 2020.

Menurutnya, selama hidup, Bos Ambo telah menjadi saudara sekaligus orangtuanya.

Karena itu, setelah Bos Ambo meninggal, anaknya mendirikan rumah itu untuk Yosep.

Yosep memang bekerja mengelola kebun Bos Ambo sejak tahun 1980-an.

Kini, ia bertahan hidup dengan mengandalkan uang hasil penjualan pisang yang ia pelihara di kebun itu.

“Ada yang datang beli, satu sampai dua tandan,” katanya.

Dengan itu, jelasnya, ia  bisa beli beras dan minyak tanah. “Saya masak sendiri,” ujarnya

Kadang-kadang, katanya, ada tetangga juga yang memberinya sumbangan.

“Ada orang yang beri beras,” kata Yosep.

Ia menjelaskan, kondisi fisiknya yang renta membuatnya susah untuk banyak beraktivitas, termasuk bekerja.

Selain dari hasil jual pisang, Yosep No’o juga bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari dari kemurahan hati tetangganya. (Foto: Floresa.co)

“Sekarang tidak bisa kerja lagi karena mata kurang terang,” katanya.

Belum Pernah Mendapat Bantuan Sosial

Dengan kondisi hidup demikian, sayangnya Yosep tidak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

Rafael Sobak, Ketua RT 006, Kelurahan Kota Ndora membenarkan hal itu. Padahal, klaimnya, ia sudah sering menyampaikan kepada pihak pemerintah kelurahan agar Yosep bisa diberi bantuan.

“Selama ini tidak pernah dapat itu bantuan,” katanya.

Ia mengatakan, “sangat perihatin dengan kehidupan Yosep”.

Ia mengakui sejumlah tetangga memang ada yang memberi sumbangan untuk Yosep.

“Tapi itu tidak setiap bulan, tunggu selesai panen padi,” tuturnya.

“Semoga saja ada perhatian dari pemerintah,” tambah Rafael.

ROSIS/FLORESA

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini