Floresa.co – Pemerintah Kabupaten Manggarai resmi memberlakukan pengetatan akses di perbatasan dengan wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menyusul adanya peningkatan drastis kasus positif Covid-19 di kabupaten tetangga itu.
Ritus adat Tesi yang dilaksanakan di Weri Pateng, Kecamatan Lelak, Kamis, 14 Mei 2020 pukul 18.00 wita menandai dimulainya pembatasan itu. Weri Pateng merupakan wilayah perbatasan antara Kecamatan Lembor di Mabar dan Kecamatan Lelak di Manggarai.
Dalam acara itu, hadir Bupati Deno Kamelus, didampingi Kasdim 1612 Manggarai Mayor Chb I Wayan Subrata, Sekda Manggarai Fansy Jahang dan beberapa pimpinan dinas.
“Acara adat Tesi ini untuk memohon izin kepada leluhur dan alam yang menjaga tempat ini sekaligus memohon restu agar Manggarai bebas dari Covid-19,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penutupan akses ini akan berlaku mulai malam ini pukul 00.00 Wita.
Deno mengatakan keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan berkoordinasi dengan Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula.
Ia menjelasakan, pengetatan akses yang ditetapkan dalam bentuk instruksi memberi pengecualian bagi angkutan logistik Covid-19, angkutan barang, petani yang memiliki lahan di sekitar wilayah perbatasan, pelayanan sakramen minyak suci untuk umat di wilayah perbatasan, pers, dan petugas Satgas Covid-19.
Untuk memastikan pembatasan tersebut optimal, pada jalur utama Jalan Raya Trans Flores dibuka posko di miniatur rumah adat milik seorang warga Weri Pateng, Agustinus Bandur. Petugas juga telah mendirikan pos jaga yang dilengkapi portal di tepi jalan.
Per Kamis, 14 Mei, jumlah kasus Covid-19 di Mabar menjadi 12, setelah ada penambahaan satu kasus pada hari ini.
Di Manggarai saat ini belum ada kasus positif Covid-19, namun tercatat dua orang yang kini diisolasi karena positif berdasarkan hasil rapid test. Mereka masih menanti hasil tes swab yang sedang diproses.
YOHANES/FLORESA
