Lebih dari 100 Orang Warga NTT Kembali Tertahan di Pelabuhan Sape

Floresa.co – Warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memilih pulang kampung karena kehilangan pekerjaan di kota akibat pandemi Covid-19 kembali tertahan di Pelabuhan Sape, menyusul adanya larangan dari pemerintah bagi kapal yang membawa penumpang untuk berlabuh di wilayah NTT.

Aleksius Chandra, salah seorang penumpang mengatakan kepada Floresa.co, Minggu malam, 19 April 2020, ia sudah empat hari berada di Sape.

Sampai di Sape, katanya, ia kaget karena ada pengumuman dari Dinas Perhubungan NTT yang ditempel di pelabuhan yang isinya melarang penyeberangan ke Sumba dan Labuan Bajo mulai tanggal 13 April sampai 30 Mei 2020.

“Janggalnya, kenapa pengumuman larangan penyeberangan ke NTT itu tidak ditempelkan juga di pelabuhan-pelabuhan lain seperti di Bali dan Mataram. Kenapa hanya tempel di Sape?” katanya.

Pengumuman yang dipajang di Pelabuan Sape. (Foto: Aldi Porat)

Aleksius mengatakan, ia berangkat dari Surabaya pekan lalu. Selama ini warga asal Cumbi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai ini bekerja ibukota Provinsi Jawa Timur itu dan baru-baru ini mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga ia memilih kembali ke kampungnya.

Sejauh ini, data pemerintah sekitar 1,5 juta pekerja yang kehilangan pekerjaan – seperti Aleksius – menyusul pandemi Covid-19 yang terus meluas.

Aleksius mempertanyakan kebijakan Dishub NTT yang mengizinkan mobil ekpedisi untuk mnyeberang, sementara penumpang dan sepeda motor tidak diizinkan.

“Kalau pemerintah beralasan bahwa mobil ekspedisi itu bisa menyebrang karena membawa logistik, ya sopir mobil itu mestinya tidak boleh ikut nyebrang, karena dia juga kan manusia sama seperti kami,” katanya.

Menurut Aleksius, saat ini mereka hampir kehabisan uang.

Ia mengklaim selalu berkomunikasi dengan pihak ASDP Pelabuan Sape.

Berdasarkan informasi dari ASDP Sape, kata dia, Dishub NTT  melarang penyeberangan penumpang ke Labuan Bajo karena di Labuan Bajo kehabisan stok rapid test.

Aldi Porat, salah seorang warga lain mengatakan, saat ini mereka menanti kepastian dari pemerintah.

Dalam foto-foto yang ia kirimkan kepada Floresa.co, tampak warga yang tertahan tersebut sedang berdiskusi membahas situasi mereka.

Warga NTT menanti kepastian untuk bisa menyeberang ke Labuan Bajo. (Foto: Aldi Porat)

Aldi mengatakan, para warga ini beristirahat di ruang tunggu pelabuhan.

Pada pekan lalu, warga NTT lain juga tertahan di Pelabuhan Sape. Namun, mereka kemudian sudah menyeberang ke Labuan Bajo setelah Pemerintah Provinsi NTT berkoordinasi dengan Pemerintah di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Pada 11 April, sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran Covid-19, Dinas Perhubungan Provinsi NTT menerbitkan instruksi kepada PT. Pelni, PT. ASDP,  operator kapal capat dan operator kapal perintis yang beroperasi di NTT untuk tidak mengangkut penumpang ke NTT.

Kapal hanya boleh berlayar jika membawa sembako. Instruksi tersebut dinyatakan berlaku mulai 13 April.

ROSIS ADIR/FLORESA

spot_img

Artikel Terkini