Tertahan di Sape, Ratusan Warga NTT Baru Tahu Larangan Kapal Angkut Penumpang ke Labuan Bajo

Floresa.co – Ratusan warga asal Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kini tertahan di Pelabuhan Sape, Nusa Tenggara Barat mengakui baru mengetahui adanya larangan  agar kapal tidak mengangkut penumpang ke semua pelabuhan di wilayah provinsi yang dipimpin Gubernur Viktor Bungtilus Laiskodat itu.

Kepada Floresa.co, Rabu malam, 15 April 2020 sejumlah penumpang mengatakan, kabar tersebut baru mereka ketahui usai tiba di Sape.

“Begitu tiba di Pelabuhan Sape, pihak kantor ASDP menyampaikan, kapal ferry tujuan Labuan Bajo tidak menerima penumpang, bahkan tidak berlayar kecuali jika ada perintah memuat sembako,” kata Ferdinandus, penumpang kelahiran Manggarai, yang minta identitas lengkapnya tidak dipublikasikan.

Saat berangkat dari Bali, ia mengaku “sama sekali tidak mengetahui adanya larangan dari pemerintah Povinsi NTT.”

Larangan yang maksud terkait instruksi Dinas Perhubungan Provinsi NTT kepada PT. Pelni, PT. ASDP,  operator kapal capat dan operator kapal perintis yang beroperasi di NTT untuk tidak mengangkut penumpang ke NTT. Kapal hanya boleh berlayar jika membawa sembako. Instruksi yang terbit 11 April tersebut dinyatakan berlaku mulai 13 April.

Senada dengan Ferdinandus, Yuliana, penumpang lainnya asal Manggarai Timur mengatakan baru mendengar kabar soal larangan itu.

Ia mengaku kini berada di Pelabuhan Sape dengan teman-temannya. Yuliana mengatakan mereka datang terpisah, di mana ada yang tiba di Pelabuhan Sape pada Senin, 13 April. “Ada (juga) yang tiba tadi malam (Selasa, 14 April),” katanya.

Yuliana mengatakan, kini persediaan uang mereka untuk menuju ke kampung halaman sudah menipis karena memang kondisi tempat kerja mereka di Bali sudah hampir kolaps menyusul sepihnya kunjungan wisatawan akibat Covid-19.

Ia menngatakan, selama menunggu kejelasan nasib mereka, ada warga yang tidur di emperan ruko di sekitar Pelabuhan Sape.

Ditanya apakah ada dari pemerintah setempat yang mendatangi mereka, ia mengatakan, pada Rabu siang, 15 April ada petugas dari Polres Bima yang mengambil data.

Ferdinandus mengatakan, tercatat 122 orang warga NTT yang kini tertahan di Pelabuhan Sape.

Rinciannya adalah dari Manggarai sebanyak 35 orang; Manggarai Barat sebanyak 31 orang; Manggarai Timur sebanyak 30 orang; Nagekeo satu orang; dan Ende sebanyak 25 orang.

Semua warga tersebut selama ini dilaporkan bekerja di Bali.

Ia mengatakan, saat ini belum ada kepastian soal nasib mereka dan masih melakukan negosiasi dengan pihak ASDP.

Menurutnya, mereka meminta agar menggunakan kapal feri karena sebagian besar dari mereka membawa sepeda motor.

Ia menambahkan, karena tidak ada kepastian dari ASDP, di luar dari 122 yang kini masih bertahan ada yang sudah menyeberang ke Labuan Bajo dengan menggunakan perahu motor milik nelayan, pada Selasa dan Rabu.

AKA/FLORESA

spot_img
spot_img

Artikel Terkini