Mengenang Pater Stanis Ograbek, Misonaris Asal Polandia yang Dijuluki Pastor “Saksamen”

Floresa.co – Kabar duka datang dari komunitas SVD, untuk umat Katolik, terutama di Keusupan Ruteng, Flores dan Palangkaraya, Kalimantan. Pastor Stanis Ograbek, SVD, misionaris asal Polandia mengembuskan nafas terakhir pada Sabtu (15/2) sekitar pukul 23.59 di Rumah Sakit RKZ Surabaya.

Ucapan duka disampaikan banyak orang melalui berbagai media sosial. Sosok Pater Stanis, demikian ia biasa disapa, memang bukan sekedar imam yang memimpin dari mimbar gereja. Tetapi lebih dari itu, ia terlibat aktif dalam menyelesaikan persoalan di tengah-tengah umat, terutama persoalan keterisolasian. Pater Stanis menjadi perintis pembangunan sejumlah jalan raya dan jembatan di Manggarai.

Karena partisipasi aktifnya dalam membangun infrastruktur, Pater Stanis pun dijuluki sebagai Pastor “Saksamen”, yang merupakan plesetan dari kata sakramen menjadi “sak semen”.

Pater Stanis adalah salah satu dari 20 misionaris SVD asal Polandia yang berkarya di Indonesia. Mengutip tulisan Eman Embu, para misionaris ini meninggalakan negara kelahiran mereka pada 27 Agustus 1965. Dua puluh misionaris itu adalah Stanis Wyparło, Tadeusz Gruca, Sylwester Pająk, Stanis Mucek, Ceslaus Osiecki, Josef Bloch, Jan Kozłowski, Stefan Wrrosz, Heinrich Gzella, Jan Czachorek, Stanis Ograbek, Jan Olęcki, Alfons Biesik, Jan Sudolski, Zenon Stężycki, Tadeusz Piech, Tadeusz Bartkowiak, Josef Glinka, Arkadius Siwiec, dan Stanis Pikor.

Sebelumnya, seperti ditulis Eman Embu, Pemerintah Komunis tidak pernah memberi izin misionaris ke luar negeri. Polandia berada di bawah kekuasaan Rusia. Keputusan pemerintah ini adalah tonggak penting bagi umat Katolik Polandia dan bagi Gereja pada umumnya. Dengan keputusan tersebut, 20 biarawan SVD tadi menjadi misionaris pertama dari seluruh Blok Timur yang diizinkan berkarya di luar negeri.

Oleh pimpinan SVD Pater Stanis diutus untuk berkarya di Keuskupan Ruteng. Selama kurang lebih 30 tahun ini menjadi pastor di Manggarai. Oleh masyarakat Manggarai, ia tak hanya dikenal sebagia pastor paroki, tetapi juga pastor yang membuka isolasi di sejumlah wilayah dengan membangun jalan dan jembatan. Atas dedikasinya ini, Pater Stanis mendapat penghargaan dari pemerintah provinsi NTT saat dipimpin oleh Gubernur Ben Mboi.

Tahun 1994, Pater Stanis kemudia pindah ke Keskupan Palangkaraya. Ia ditugaskan di paroki Nangabulik. Mengutip tulisan Pastor Fritz Meko SVD di akun facebooknya, selama menjadi Pastor Paroki Nangabulik, Pater Stanis membangun puluhan kapel dan membangun Gereja Pusat Paroki dengan material bangunan kayu,  hampir semuanya dari kayu ULIN (besi).

Pater Stanis kemudian pindah ke Kota Palangkaraya dengan tugas khusus mencari dan menggalang dana untuk membangun Rumah Sakit Katolik Palangkaraya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini