Pengungsi Gempa Palu Bunuh Diri di Manggarai Timur

Borong, Floresa.co – Mohamad Ridwan Latim Pagi (43) pengungsi gempa Palu, Sulawesi Tengah, meninggal dunia karena bunuh diri di Kampung Paka, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) NTT, pada Minggu, 31 Maret 2019.

Kapolsek Borong, AKP Fajar Firgantara Sjariffudin, kepada Floresa.co, mengatakan, Mohamad bunuh diri dengan cara menggantungkan diri menggunakan tali nilon yang diikat di salah satu balok di plafon rumah.

“Keadaan umum pada mayat korban  terdapat bekas lilitan tali pada lehernya,” katanya, Minggu malam.

Menurut Sjariffudin, kejadian bermula pada Minggu pagi, sekitar pukul 11.00 wita, Ridwan (8) yang merupakan putra korban, melihat ayahnya itu meminum obat dan muntah-muntah.

Setelah itu, katanya, korban naik ke loteng rumah sambil menenteng tali nilon.

“Pada saat itu pula, anak korban (Ridwan) pergi memberitahukan pamannya, Rudi Anus Galus (40) yang sedang berada di rumahnya yang berjarak 1 Km dari TKP (Tempat Kejadian Perkara-red),” ujarnya.

Mendengar informasi dari Ridwan itu,  kata dia, Rudianus dan Nikolaus Jematu langsung ke TKP.

Tiba di TKP, keduanya melihat korban dalam keadaan tergantung.

“Selanjutnya, saksi Nikolaus mengira korban masih bisa tertolong karena badannya masih hangat. Sehingga, ia langsung memotong tali yang terikat pada leher korban,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, setelah diturunkan, ternyata, korban sudah tidak bernyawa lagi.

Sementara, Yuliana Pahung (30), istri korban, mengaku bahwa ia dan suami serta kedua anak mereka merupakan pengungsi gempa Palu.

Mereka memilih menetap sementara di Paka yang merupakan kampung orang tua Yuliana, karena belum memiliki cukup uang untuk kembali ke Palu.

Menurut Yuliana, sebelumnya, korban pernah meminta kepadanya  untuk kembali ke Palu.

Selama tinggal sementara di Paka, kata Yuliana, korban sering mengeluh karena jarang mendapatkan uang.

“Saya selalu menjawab: kita harus bersabar sambil kerja cari uang untuk biaya pulang (ke Palu),” ujarnya.

Pada Minggu pagi, sekitar pukul 08.00 Wita, kata Yuliana, ia mengajak korban untuk bersama-sama pergi mengetam padi di ladang milik salah seorang warga Paka, untuk mendapatkan uang dari upah harian.

“Dia bilang, nanti dia menyusul,” ujarnya.

Namun, kata Yuliana, ia kaget mendengar informasi  bahwa suaminya itu telah meninggal dunia karena menggantungkan diri.

Rosis Adir/Floresa

spot_img
spot_img

Artikel Terkini