Belajar Berdemokrasi Ala SMAN 7 Borong

Borong, Floresa.co – SMA Negeri 7 Borong, Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pemilihan ketua osis pada Selasa 18 September 2018. Kegiatan tersebut menampilkan warna tersendiri tatkala dilalui dengan proses yang demokratis sejatinya pemilihan umum.

Guru sekaligus pembina osis, Damianus Hambur mengatakan, pemilihan ketua osis dengan cara yang demikian dibuat dengan pertimbangan tertentu, salah satunya, untuk menggali potensi peserta didik.

“Demokrasi adalah idelogi bangsa, maka nilai-nilainya harus diajarkan juga di sekolah. Tentu juga agar potensi anak-anak bisa digali seluas mungkin dan khususnya dalam memilih ketua osis seperti yang kita lakukan,” kata Damian kepada Floresa.co, Selasa, 18 September 2018.

Menurut Damianus, sebelum petapan pasangan calon (paslon) mereka harus melewati beberapa tahap seleksi dan dengan kriteria tertentu.

“Pertama paslon harus mempunyai keberanian dan bertanggung jawab serta bisa bisa bekerja dalam tim,” katanya.

Selain itu, paslon harus sudah mengunjak kelas XI serta fasih berbicara, aktif dalam kegiatan akademis maupun ekstrakurikuler.

“Kriteria itu dibuat agar siswa juga sadar bahwa menjadi pemimpin itu butuh kemampuan,” katanya.

Pemaparan Visi dan Misi

Pemaparan visi dan misi berlangsung selama dua hari, yakni Senin, 10 september lalu dan dilanjutkan pada Senin, 17 september. Pada hari pertama, dua paslon diberi kesempatan memaparkan visi dan misi di hadapan seluruh civitas akademika. Sementara, tiga paslon sisa dijadwalkan pada hari kedua.

“Dalam tahap ini, audiens serta guru diberi kesempatan untuk bertanya, menyanggah dan mengkritisi visi dan misi paslon,” kata Damian.

Ada lima paslon yang bertarung dalam pemilihan untuk periode 2018-2018. Pertama, Faustina Handiani Pena dan albeetus Adinurjaya (Pesan). Kedua, Robertus Romatio dan Febrianus Jantur (Raja) lalu ada juga paket Klaferius Taus dan Imda Natal Kurniati (Akur).

“Paket 4 yaitu paket Nasi yakni Yohana Jenau yang berpasangan dengan Silvianus Susilo dan terakhir paket Ide, Rofina Inda dan  Fransiskus Demon,” terang Damian.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Selus Edu, dalam pembukaan pemilihan mengapresisiasi rancangan panitia serta semua proses yang telah dilalui. Menurutnya, hal tersebut bisa membantu siswa berpikir kritis dan rasional.

“Agar siswa sedini mungkin belajar untuk memilih tanpa ada paksaan serta menghargai pilihan orang lain. Juga sebagai impelmetasi pelajaran pendidikan kewarganegaraan,” katanya.

Senada dengan Selus, Febrianus Jantur  mengaku bersyukur bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan itu. Menurutnya, banyak hal yang bisa dipelajarinya dari sana.

“Kegiatan ini harus tetap dilaksanakan agar siswa termotivasi untuk belajar, menemukan potensi dalam diri sehingga kelak ilmu yang dipelajari dapat diaktualisakan dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkap siswa kelas XI IPS ini.

Hasil pemilihan yang diikuti siswa dari kelas X hingga XII itu dimenangkan oleh paket Raja, dengan perolehan 34 suara. Lalu, diikuti paket Pesan dengan perolehan 33 suara.

Sementara, di posisi keempat ditempati paket Akur, 4 suara serta di posis buncit ditempati paket Nasi yang hanya mendapatkan 1 suara.

DH/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini