Penjelasan Wemi Sianto Soal Proyek Jalan Semang-Datak-Ndiuk

FLORESA.CO – Wemi Sianto, kontraktor proyek ruas jalan Semang–Datak-Ndiuk mengaku sedang memperbaiki titik-titik yang rusak di jalur  yang dikerjakannya.

Proyek senilai Rp 13 miliar lebih ini dikerjakan tahun 2016 dari dana hibah bencana alam.

Jalan ini merupakan jalur poros tengah yang menghubungkan wilayah kecamatan Ndoso,Kuwus,Macang Pacar dan kecamatan Welak menuju Labuan Bajo di kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Wemi selaku Direktur PT Nuansa Anugrah Kasih mengatakan total panjang proyek ini adalah 5 kilometer (km) yang terdiri atas tiga bentuk pekerjaan yaitu hotmix sepanjang 3 km. Kemudian, beton dan agregat A, masing-masing sepanjang 1 km.

Wemi mengatakan kini ia sedang memperbaiki titik-titik yang rusak. “Untuk membuat pengguna jalan nyaman,saya siram aspal cair di atas agregat A itu. Tapi siramnya waktu itu, 1 liter per meter persegi. Jadi, sifatnya bukan seperti lapen, tetapi untuk menjaga agregat agar tidak terlepas,”katanya

Menurut Wemi, saat ia mengerjakan proyek itu curah hujan sangat tinggi. Karena itu, ia mengajukan penambahan waktu.

”Ahkir tahun curah hujan tinggi sekali dan permohonan di perpanjang”,ujarnya.

Terkait kondisi di beberapa titik yang ditambal menggunakan semen, Wemi mengatakan itu sebuah upaya agar kondisi jalan tetap baik saat ada perbaikan di beberapa titik yang rusak akibat curah hujan.

“Kalau gilas pakai vibro, aspal yang baik jadi rusak. Akibat vibro gilas. Ahkirnya saya minta tim PPK berdasarkan pengalaman, kita tutup dia dengan semen lalu digilas,”tandasnya.

Ia mengatakan bagian yang ditutupi semen itu akan kembali diperbaiki dengan aspal. “Kalau semen sudah tidak bergerak lagi,akan ditutupi aspal,”ujarnya.

Terkait bagian aspal sudah mulai terkelupas di beberapa titik, ia mengatakan penangannya bukan hotmix.

“Nah, sepanjang 1 kilo itu agregat. Yang rusak itu, hanya di bagian menurun akibat oto rem di wilayah itu. Orang kira itu hotmix. Padahal hanya agregat,”
ujarnya.

Terkait beton yang sudah rusak, Wemi mengatakan kondisi tanah khususnya di tanah hamil memang labil.

“Khusus di tanah hamil, pengerjaan waktu itu, kita hanya gali 6 meter. Tetapi selama 3 minggu dia naik lagi, lalu gali lagi sampai terahkir 12 meter. Lalu setelah aman, baru di cor beton sepanjang 220 meter,”jelasnya.

Ia menjelaskan antara cor-coran satu dengan yang lain dipisah. Total beton 40 blog.

“Habis PHO,ada satu blog beton naik lagi. Padahal blog beton itu beratnya untuk satu segmen 10 ton. Setelah berapa bulan kita amati beton yang naik, lalu sekarang kita perbaiki lagi. Rencana awal hanya tempel saja dan kita ambil keputusan pahat lagi untuk satu segmen lalu cor lagi,”jelasnya.

Jadi,menurut dia itu bukan kerusakan tetapi memang sengaja dipahat.

“Terkesan hancur. Ini bekas pahat,”ujar Wemi sambil menunjukan foto kondisi saat ia mau memperbaiki.

BACA: Baru Dikerjakan, Proyek Jalan Hampir Rp 14 Miliar di Mabar Sudah Rusak

Sebelumnya, DPRD Manggarai Barat mempersoalkan kualitas pengerjaan proyek jalan jalur Semang-Datak-Ndiuk. DPRD kecewa karena proyek tersebut meski baru dikerjakan setahun, tetapi sudah ada kerusakan.

“Saya menduga pekerjaan proyek itu tidak sesuai spek. Dan kerja asal jadi,” ujar Yosep Suhardi, ketua Fraksi Gerindra. (Ferdinand Ambo/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini