Siapa di Balik Demo Dukung Dula?

Labuan Bajo, Floresa.co  Ada yang unik dalam aksi demonstrasi pada hari Rabu, 24 Mei 2017 di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jika sebelum-sebelumnya demonstrasi lebih banyak mengkritisi pemerintah, demonstrasi itu digelar untuk mendukung pemerintah Mabar.

Hal itu, antara lain ditegaskan dalam surat tanda bukti pemberitahuan aksi dengan nomor STTP/03/IV/2017/Sat Intelkam, di mana ditegaskan bahwa aksi  itu untuk “mendukung kegiatan pembangunan infrastruktur” oleh Pemkab Mabar.

Peserta aksi tak tanggung-tanggung diklaim melibatkan massa dalam jumlah banyak.

Dalam keterangan pemberitahuan itu, disebutkan jumlah peserta direncanakan mencapai 1000 orang, mengenakan sepeda motor sebanyak 50 unit dan kendaraan roda empat sebanyak 21 unit.

Rupanya, dalam kenyataan, jumlahnya tak sebanyak itu.

“Mungkin hanya 50 orang saja,” kata salah satu sumber Floresa.co yang tidak mau disebutkan namanya.

Di depan beberapa mobil dalam aksi itu terpancang spanduk bertuliskan, “Kecamatan Boleng Mendukung pengelolaan Pantai Pede yang Berwawasan Lingkungan serta Terbukanya Akses Publik.”

Menariknya, dengan mengenakan kacamata gelap, Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula menemui para pendemo yang mengatasnamakan Sekretariat Bersama Pemuda dan Masyarakat Manggarai Barat (SATBER PM MB) itu.

Bahkan, Dula dan wakilnya Maria Geong pergi bersama pendemo ke Pantai Pede usai aksi di depan kantor bupati.

Situasi ini kontras dengan yang terjadi dalam beberapa kali demonstrasi penolakan privatisasi Pantai Pede, di mana Dula selalu berhalangan dan tidak berada di tempat.

Dalam aksi unjuk rasa terakhir pada 29 Maret lalu, Dula berada di Makassar dan massa hanya bisa ditemui Maria Geong.

Aksi ini juga diwarnai pelecehan terhadap wartawan. Sirilus Ladur, wartawan Beritasatu TV dihalang-halangi oleh kordinator aksi Surion Florianus Adu atau Ferry Adu.

“Saya dilarang meliput,” aku Sirilus, yang kemudian melapor kejadian itu ke Polres Mabar.

Dibekingi Dula?

Demonstrasi ini digelar di tengah kritik tajam terhadap pemerintahan Dula.

Sebelumnya, selain didemo terkait masalah Pantai Pede, Pemda Mabar juga mendapat sorotan, terkait kasus korupsi proyek jalan Lando-Noa, di mana nama Dula beberapa kali disebut para tersangka.

Karena itu, aksi mendukung pemerintah ini oleh banyak pihak dinilai mencurigakan.

Salah satu sumber Floresa.co yang dekat dengan internal Pemkab Mabar menyebutkan, aksi ini diduga kuat dibekingi Bupati  Dula.

Dua hari sebelumnya, menurut sumber itu, Dula mengumpulkan beberapa kontraktor untuk membahas demonstrasi tersebut.

Dula, kata dia, juga meminta para kontraktor itu mengumpul sumbangan.

Ia menjelaskan,  demonstrasi itu, kata dia, hanyalah rekayasa bupati, di tengah banyaknya kritik terkait parahnya kepemimpinan Dula.

Berbagai komentar pun bermunculan mempertanyakan motif dari demonstrasi ini.

Rafael Todawela, salah satu aktivis kontra privatisasi Pantai Pede mengatakan, demonstrasi itu sangat memalukan.

Pasalnya, hal itu menandakan pemerintah sudah kehilangan kepercayaan diri dan moral sebagai pemimpin publik.

Ia menegaskan, demonstrasi itu hanya untuk memberi dukungan kepada bupati agar Pantai Pede tetap dikelolahPT Sarana Investama Manggabar (PT SIM) yang bekerja sama dengan pihak provinsi.

Ia juga menyayangkan sikap Dula yang seringkali menghindari dari pendemo tolak privatisasi Pede, sementara demonstrasi yang digelar hari ini, ia sambut dengan baik.

Di Group Facebook “Demokrasi Mabar,” demonstrasi tersebut ramai diperbicangkan dan dikritisi.

Pemilik akun bernama Romix Farah menulis, “mau membangun aja harus pakai demo segala, emang lagi tidur atau tidak tahu untuk menahkodai kapal kemana arah pembangunan biar tidak tersangkut karang.”

Kordinator aksi hari ini, Ferry Adu adalah sosok yang sangat dekat dengan Dula.

Floresa.co masih terus berupaya mendapat respon dari Bupati Dula terkait hal ini.(AMA/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini