Investor Tambang Kembali Goda Warga di Sirise, Manggarai Timur

Floresa.co – Investor tambang dilaporkan mendekati warga di Kampung Sirise, Kabupaten Manggarai Timur untuk menerima kembali industri ekstraktif itu.

Sebagaimana diberitakan situs resmi Komisi JPIC-OFM Indonesia, jpicofmindonesia.org, Selasa, 9 Mei 2017, dua orang utusan dari PT. Istindo Mitra Perdana dan PT. Global mendatangi rumah Sipri Amon, tu’a teno atau tokoh adat yang membidangi urusan tanah di Sirise.

Namun, menurut Sipri, yang pernah dipenjara karena konflik dengan perusahan tambang PT Arumbai Mangan Bekti, ia kemudian mengusir keduanya.

Ia menjelaskan, para utusan itu yang datang pada Senin, 1 Mei menyatakan keinginan untuk menambang lagi di kebun miliknya di Rengge Komba, lokasi yang  pernah dikerjakan oleh PT. Arumbai.

“Namanya Budi dari PT Istindo. Dia datang dengan temannya dari Jakarta,” kata Sipri.

“Mereka masuk ke rumah saya tidak sopan, saya marah sekali. Mereka melanggar adat Manggarai, masuk tanpa permisi,” jelas Sipri.

Ia mengatakan, keduanya membawa buah tangan berupa 1 slot rokok surya, 1 kg gula pasir, 1 bungkus kopi bubuk dan 1 botol bir.

“Ini buah tangan untuk bapak. Lupakan masa lalu, kita memulai hidup yang baru,” kata Sipri mengulangi kata-kata utusan perusahaan tersebut.

Sipri mengatakan, dirinya menolak pemberian itu. “Saya bilang kepada mereka, saya tidak rokok, saya tidak minum. Ambil kembali kalian punya barang, saya tidak butuh,” kata Sipri.

Terkait niat para investor itu, kata dia, ditolak tegas. “Saya bilang kepada mereka, saya tidak izinkan tambang di tanah ulayat saya. Apapun cara dan gerak perusahaan, saya tidak izinkan,” katanya.

Elisabet Gambung, istri Sipri menuturkan, suaminya sangat marah dan hendak membakar bingkisan yang diberi utusan perusahan, tapi dilarangnya.

Sipri adalah salah satu tokoh perjuangan penolakan pertambangan di kampung Serise.

Bersama beberapa warga lainnya, ia pernah dipenjara karena mempertahankan hak ulayat yang diambil oleh PT Arumbai, perusahan yang beroperasi sejak tahun 1982. (ARL/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini