Frans Sarong Resmi Gandeng Jhon Nahas di Pilkada Matim

Borong, Floresa.co – Bakal calon bupati Fransiskus Sarong resmi menggandeng Yohanes Nahas sebagai wakil pada pemilihan kepala daerah kabupaten Manggarai Timur tahun 2018.

Dua pasangan ini dikukuhkan secara adat Manggarai di kediaman Nahas di Mano, Kecamatan Pocoranaka, Selasa 21 Maret 2017.

Dalam acara pinangan politik ini, hadir sejumlah tetua adat dari kecamatan Kota Komba dan Pocoranaka.

Sekitar ribuan warga juga turut hadir dalam kegiatan itu. Mereka datang dari 9 kecamatan yang tersebar di Manggarai Timur.

Frans Sarong mengatakan acara pinang dilakukan dalam adat istiadat Manggarai sebagai simbol menyatukan kekuatan kedua figur yang dijagokan untuk maju sebagai calon bupati dan wakil bupati Matim periode 2018/2023.

Paket dengan sebutan SarNas ini dipastikan maju melalui jalur partai politik. Kedunya mengklaim sudah mendapat dukungan dari Golkar.

Di DPRD Manggarai Timur partai beringin memiliki tiga kursi. Itu artinya, minimal butuh tiga kursi lagi untuk bisa mengusung satu pasangan calon.

“Jargon politik SarnNas yakni berkarakter poin artinya politik yang mahir meniadakan mahar untuk sebuah proses politik yang murah.Politik berpoin dan bukan koin,” ujar Sarong di hadapan masyarakat dalam kesempatan tersebut.

Mantan wartawan ini pun optimis bisa memenangkan pilkada Matim 2018 mendatang. Sebab, dirinya memahami kebutuhan masyarakat Matim saat ini, yakni sarana infrastruktur yang baik.

Yohanes Nahas mengatakan dukungan dari Golkar sudah pasti. Ia juga mengatakan peta koalisi pada pemilihan gubernur NTT tahun 2018 juga akan mempengaruhi peta koalisi pada pilkada kabupaten termasuk di Matim.

“Kami tidak boleh bertentangan. Karena Golkar pasti mengusung pa Ibrahim Medah pada pemilihan gubernur NTT. Tergantung pa Medah itu berkoalisi dengan partai apa,” tuturnya.

Namun, Nahas belum bisa mematikan tambahan dukungan untuk paket SarNas.

“Pa Frans memiliki kemampuan, kepribadian yang baik, relasi seorang wartwan cukup luas, selain itu bertugas sebagai wartawan selama 30 tahun di Kompas merupakan modal utamanya. Kami optimis memenangkan Pilkada mendatang,” ungkapnya.

Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Manggarai Timur itu menjelaskan modal utamanya adalah pernah menjadi wakil rakyat. Ketua DPRD Matim selama dua periode cetusnya merupakan waktu yang cukup untuk memahami kondisi masyarakat Matim.

“Sekarang saya masih melaksanakan musyawarah kecamatan (Muscam). Kalau semua urusan organisasi DPD Partai Golkar selesai, maka langkah saya pertama mengunjungi setiap pengurus desa. Tetapi konsolidasi internal menjadi prioritas,” tutupnya. (Ronald Tarsan/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini