Kadis Pendidikan Turun Tangan Atasi Konflik Guru di SDI Dongang

Ruteng, Floresa.co – Maksi Gandur, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Manggarai, Flores-NTT turun tangan menyelesaikan konflik antara guru di SDI Dongang Kecamatan Langke Rembong.

Maksi Gandur mendatangi sekolah yang terletak di Kelurahan Pau itu pada Senin (13/3) sekitar pukul 10.00 Wita.

Maksi datang bersama Kepala Bidang Pendidikan SD, Herman Manehat; Pengawas Binaan SDI Dongang, Sisi Kabur dan Simon Manggu, Kepala Bidang Kurikulum.

Maksi Gandur mengatakan konflik antar guru terjadi karena terjadi kesalapahaman.

“Biasa dalam pengelolaan manajemen (Sekolah), ada yang bilang transparan, ada pula yang mengatakam tidak,” ujarnya kepada wartawan usai pertemuan itu.

Menurut Maksi dalam pertemuan para guru yang terlibat konflik sudah saling terbuka menyampaikan isi kepalanya.

Para guru SDI Dongang juga telah berjanji untuk memperbaiki segala bentuk manajemen sekolah, khususnya dalam pengelolaan anggaran.

“Terutama soal dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” katanya.

Titik persoalan utamanya kata dia para guru di SDI Dongang saling mencurigai satu sama lain. Terutama kepada Kepala Sekolah Raimunda Wolos yang dinilai tidak transparan dalam pengelolaan anggaran.

BACA: Didesak Pindah, Ini Komentar Kepala Sekolah SDI Dongang

“Kepala sekolah telah menyampaikan permohonan maaf kepada tujuh guru yang menentangnya. Kepsek berjanji siap melaksanakan pengelolaan keuangan secara transparan. Sebagaimana tuntutan para guru di sekolah itu,”ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan dugaan pidana penggelapan dana transport yang dilakukan oleh Kepsek Raimunda Wolos, ia menegaskan kepala dinas pendidikan tidak memiliki kewenangan untuk itu.

“Saya tidak sampai kepada bagaimna urusan pidana ya, kalau memang ada unsur pidana silahkan. Kalau ada soal pelanggaran pengelolan anggaran ya, silahkan. Saya pikir itu bukan kapasitas saya untuk selesaikan. Saya mau supaya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah ini tetap berjalan dengan baik,” ucapnya.

Ia berharap para guru tidak lagi fokus pada persoalan itu dan mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka dalam mendidik siswa.

Guru dan pejabat dari Dinas Pendidikan berpose bersama usai mediasi
Guru dan pejabat dari Dinas Pendidikan berpose bersama usai mediasi

Terkait dengan tuntutan sejumlah guru yang mendesak Kepsek Raiminda Wolos untuk mundur dari jabatannya, ia menjelaskan semua ada prosedurnya.

“Mutasi ini kan ada prosesnya. Nanti ada usulan dari pengawas sekolah kepada dinas pendidikan. Itu kapasitas pengawas sekolah. Dia yang bisa menilai,” jelasnya.

Adapun prosedur mutasi kata dia melalui pengawas sekolah mengusulkan kepada dinas pendidikan, kemudian dinas pendidikan melanjutkan usulan itu kepada Badan Pertimbangan dan Kepangkatan.

“Saya belum tahu, apakah ada usulan dari sini terkait hal itu. Tujuan utama saya ke sini hanya ingin memastikan sekolah ini kondusif,”ujarnya.

Kepsek SDI Dongang Raimunda Wolos enggan mengomentari terkait upaya mediasi dari dinas pendidikan.

“Saya tidak perlu komentar lagi. Karena saya pikir apa yang sudah disampaikan pa kadis itu sudah benar,” singkatnya.

Informasi yang diperoleh Floresa.co pertemuan dengan label mediasi itu sempat alot. Perdebatan panas antara pihak pro kontra tak terhindarkan. Namun Kadis Maksi berhasil meredahkan suasana. (Ronald Tarsan/Floresa).

spot_img
spot_img

Artikel Terkini