Kualitas Proyek Lapen di Ruas Jalan Lehong-Jengok Matim Dipertanyakan

Baca Juga

Borong, Floresa.co – Kulitas proyek lapen di ruas jalan Jengok-Lehong Kecamatan Borong Kabupeten Manggarai Timur (Matim) dipertanyakan sejumlah warga.

Pasalnya, proyek ini baru dikerjakan tahun 2015 lalu. Namun, di sejumlah titik sudah terlihat kerusakan parah.

Pantauan di lokasi, ada beberapa kerusakan yang sudah diperbaiki. Ada juga yang belum diperbaiki. Namun, beberapa titik yang sudah diperbaiki sudah kembali tampak tanda-tanda kerusakan.

Padahal proyek senilai Rp 2 miliar dari APBD Manggarai Timur ini sudah dilakukan Final Hand Over (FHO) atau serah terima antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan kontraktor yaitu CV. Kasih Sayang Borong.

Warga Kota Borong, Herman San dan Kalis Barung, kepada awak media di ruas jalan Lehong-Jengok, Senin 19 Desember 2016 mengatakan hasil proyek aspal itu, benar-benar mengecewakan. Selain ditemukan kerusakan di sejumlah titik, kontur jalan juga bergelombang.

Anehnya lagi kata San dan Barung, Dinas PU justru melakukan FHO. Sementara kerusakan yang ada, sudah lama terjadi dan kontraktor terkesan masa bodoh untuk perbaik. Ada pada titik tertentu yang diperbaiki, tapi bertahan satu minggu dan kembali rusak.

Herman San berharap kepada pemerintah kabupaten Manggarai Timur agar dalam proses tender proyek jalan selanjutnya, panitia tidak sekedar memenangkan kontraktor yang penawarannya rendah. Akan tetapi bukti kepemilikan alat barat juga harus jelas. Untuk itu, perlu juga evaluasi terhadap rekenan atau kontraktor.

“Kalau ada rekanan yang sudah dikasih percaya kerja proyek, namun tidak kerja dengan baik, maka mestinya tidak boleh dikasih lagi. Banyak warga masyarakat yang berharap polisi dan jaksa datang periksa terhadap proyek ini,” ungkap San dengan nada keras.

Ungkapan kekecewaan juga disampaikan warga lainnya Anis Bembo. Menurutnya, kontraktor memang sudah melakukan perbaikan di sejumlah titik yang rusak, tetapi perbaikannya terkesan asal jadi.

Apalagi, lanjut, perbaikan baru dilakukan di ujung masa pemeliharaan. Akibattnya, kerusakan setelah FHO bukan lagi menjadi tanggung jawab kontraktor.

“Kami heran, ruas jalan yang rusak parah itu ternyata diperbaiki dengan coran semen. Apakah jalan raya ini seperti tembok rumah? Sehingga rusak diperbaiki pakai coran semen? Sudah tahu seperti itu, kenapa dinas PU biarkan dan tetap lakukan FHO? Apalagi ada berapa titik yang sama sekali tidak diperbaiki. Kami minta Polisi dan Jaksa selidiki proyek jalan ini,” ujar Bembo.

Salah satu titik kerusakan di jalur Jengok-Lehong di Manggarai Timur (Foto: Ronald Tarsan/Floresa)
Salah satu titik kerusakan di jalur Jengok-Lehong di Manggarai Timur (Foto: Ronald Tarsan/Floresa)

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Manggarai Timur Sipri Nena, kepada wartawan mengakui masa pemeliharaan proyek pada ruas jalan itu sudah berakhir. PPK juga sudah lakukan FHO.

Nena juga mengaku kesal setelah melihat kerusakan yang terjadi pada ruas jalan itu. Apalagi perbaikan yang rusak dilakukan dengan cara ditambal sulam menggunakan campuran semen.

Kontraktor kata dia sudah sering diperintahkan untuk memperbaiki bagian yang rusak. Tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan seperti kondisi yang tampak sekarang.

“Saya juga kecewa setelah mereka perbaik dengan coran semen. Selain itu masih ada rusak di jalur itu dan belum tahu kenapa mereka belum perbaik. Tapi hal seperti ini yang perlu kami bicara dan evaluasi lagi. Kemungkinan besar, tahun depan pada ruas jalan itu dibangun hotmix. Apalagi ruas jalan dalam ibu kota,” tutupnya.

(Baca Juga: Baru Dikerjakan, Proyek Jalan Menuju Pusat Pemerintahan Matim Sudah Rusak)

Pada Februari lalu, Floresa.co pernah menulis soal kerusakan ruas jalan ini. Pada saat itu, Floresa.co menulis jalur ini baru dikerjakan akhir Desember 2015, namun sudah ditemukan sejumlah kerusakan. Meski sudah diberitakan, tidak ada upaya serius untuk memperbaiki. (Ronald Tarsan/Floresa)

Terkini