Baja NTT Bertekad Jaga Kebhinekaan Indonesia

Jakarta, Floresa.co – Masyarakat dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bermukim di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok (Jabodetabek) mendeklarasikan tekat untuk menjaga kebhinekaan Indonesia.

Mereka tergabung dalam wadah Baja NTT. Dalam forum ini sejumlah tokoh asal NTT lintas suku dan agama bergabung. Diantaranya Melchias Marcus Mekeng, Jou Hasyim Wajmahing, Petrus Selestinus, Honing Sani, Gega Kasim, Marsel Ado Wawo, Hadi Djawas dan Zakarias Sabon.

Melchias Marcus Mekeng mengatakan warga diaspora NTT di wilayah DKI Jakarta sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat NTT memandang bahwa kebhinekaan Indonesia yang termanifestasi dalam Pancasila sudah final.

“Kami siap menjaga dan merawatnya serta melawan upaya-upaya pemecahbelah,” kata Melchias Marcus Mekeng dalam deklarasi Merawat Kebhinekaan di Jakarta, Jumat 11 November 2011.

Mekeng mengatakan fakta sejarah menunjukkan bahwa kelahiran pancasila berkorelasi erat dengan suasana batin masyarkat NTT menginat nilai-nilai luhur Pancasila mengalami sublimasi selama pengasingan Ir Soekarno atau Bung Karno di Ende – Flores pada 14 Januari 1943 hingga 18 Okotber 1938.

“Bahaya sekali jika kebhinekaan ini lalu dibuang. Kita bisa bayangkan bagaimana anak-cucu kita nanti kalau kebhinekaan ini hilang. Mau tinggal di mana mereka? Kita berharap berbagai gerakan akhir-akhir ini yang coba memecahbelah bangsa dan ingin membuang kebhinekaan dapat segera diakhiri,” ujarnya.

Dia menambahkan akhir-akhir ini, telah muncul kondisi yang berpotensi mengancam kebhinekaan. Dari waktu ke waktu, bahkan dari hari ke hari, potensi sentimen sektarian tampak semakin mengkristal. Hal ini dapat menjauhkan solidaritas kebangsaan diantara sesama anak bangsa.

“Kondisi ini, cepat atau lambat dapat mengacam dan membahayakan persatuan bangsa. Maka mari kita semua menjaga situasi sekarang agar tidak bertambah runyam. Nanti Indonesia ini bisa bubar,” tegasnya.

Tokoh muslim Hasyim Wajmahing mengemukakan Indonesia ini bukan hanya warga Jakarta saja atau warga Muslim saja. Indonesia adalah negara yang dihuni oleh berbagai suku, ras dan agama. Karena itu, tidak ada alasan untuk meniadakan yang lain. Antar suku, agama dan ras yang berbeda harus saling harga-menghargai dan hormat-menghormati.

“Kami ingin mengajak seluruh bangsa ini menjaga kebhinekaan. NTT yang memulainya. Harapannya, propinsi-propinsi yang lain juga melakukan hal yang sama. Mau jadi apa bangsa ini kalau kebhinekaan ditiadakan?” kata Hasyim.

Dia berharap penggunaan atribut-atribut agama dalam meraih kekuasaan harus diakhiri. Jangan memobilisasi massa dengan memakai atribut agama dengan tujuan untuk meraih kekuasaan.

“Kami warga NTT memulai merawat kebhinekaan ini. Kami mengambil inisiatif untuk membangun silahturami dan komunikasi dengan semua elemen bangsa untuk merawat kebhinekaan,” tegasnya.(Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini