Beatriks Rika, Pahlawan Pangan dari Sikka

Baca Juga

Floresa.co – Nama Beatriks Rika (40) berada di antara deretan sembilan perempuan yang menerima penghargaan pahlawan pangan tahun ini.

Warga asal Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka itu menjadi satu-satunya perempuan dari wilayah Indonesia bagian timur yang mendapat anugerah istimewa itu.

Penghargaan ini diberikan oleh Oxfam – sebuah lembaga internasional yang fokus pada upaya pemberdayaan masyarakat – pada Minggu, 16 Oktober lalu di Jakarta.

Pencarian tokoh perempuan pejuang pangan ini dilakukan pada 27 Juli – 6 Oktober 2016, di mana kriteria utama adalah kekuatan karakter tokoh dalam upaya pemberdayaan serta aktif dalam kegiatan produksi pangan.

Dedikasinya Diakui

Terpilihnya Beatriks, menurut Dini Widiastuti, Direktur Program Keadilan Ekonomi Oxfam, karena ia dianggap sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi terhadap para petani di wilayahnya.

“Ia menekuni dunia pertanian sejak masih muda dengan mengelolah lahan sawah yang dimilikinya, di mana ia menanami tanaman pangan seperti padi, jagung serta hortikutura,” katanya.

Beatriks adalah anggota kelompok tani Lowo Lo’o dan menjadi kader yang berperan mendampingi dan memotivasi 5 kelompok tani di wilayahnya. Total petani yang ia bantu mencapai 75 orang.

“Ia punya jasa besar dalam menggerakkan pertanian lokal dan memberdayakan komunitas di kampungnya agar petani dapat berdaulat atas benih dan menguasai teknologi,” ujar Dini.

Kepada Floresa.co, Beatriks mengaku, pilihannya untuk menekuni dunia pertanian dipicu oleh keprihatinan terkait sulitnya para petani di desanya dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

“Ini menjadi masalah, terutama juga karena daerah Sikka yang kering,” katanya.

“Karena itu, selain membudidayakan pangan, kami juga melakukan konservasi sungai, agar persediaan air terjamin.”

Kini, kata dia, ia mendampingi petani yang rata-rata memiliki lahan 0,25-2 hektar.

“Kami memang tidak hanya menanami tanaman pangan, tetapi juga tanaman komoditi, di antaranya adalah kako,” ujar Beatriks.

Perhatian Wahana Tani Mandiri

Upaya Beatriks mendapat sokongan penuh dari LSM yang berbasis di Sikka, Wahana Tani Mandiri.

Sejak 2014, LSM itu memfasilitasi Beatriks dalam upaya pengembangan teknologi di bidang pertanian, dengan melakukan upaya kawin silang benih padi lokal untuk mendapat varietas unggul.

Dan, kini, ia boleh merasa bersyukur, karena hasil uji cobanya membuahkan hasil, di mana ia sudah berhasil mengawinkan dua jenis padi lokal, yang dalam waktu dekat akan dibudidayakan.

Ia menyebut, padi hasil kawin silang itu akan menghasilkan benih baru yang bulirnya besar, tahan hama dan tahan terhadap iklim lokal yang panas.

Herry Naif dari Wahana Tani Mandiri mengatakan, organisasinya memang mengupayakan agar benih lokal tetap lestari.

Sejauh ini, kata dia, benih yang dibagikan pemerintah, yang umumnya diimpor, memicu soal.

Herry Naif dari Wahana Tani Mandiri berada di tengah-tengah kebun jagung milik Beatriks Rika. (Foto: Facebook Herry Naif)
Herry Naif dari Wahana Tani Mandiri berada di tengah-tengah kebun jagung milik Beatriks Rika. (Foto: Facebook Herry Naif)

“Biasanya berasnya tidak tahan lama, cepat busuk dan banyak kutu,” katanya. “Di samping itu, ada unsur kimianya.”

Benih lokal kata Hery, memiliki kelebihan. “Selain adaptif dengan lingkungan, varietas itu juga lebih tahan lama, dan tentu saja lebih sehat. Beninya juga organik seratus persen” katanya.

Ia menjelaskan, di Sikka, mereka menemukan 19 varietas padi lokal dan sedang berupa mengembangkan itu bersama hampir 3000 petani yang mereka dampingi.

Maria Martha Muda, rekan Herry yang mendampingi Beatriks saat menerima penghargaan di Jakarta mengklaim, upaya menjaga kedaulatan petani, hanya bisa dilakukan oleh mereka sendiri, dengan memberdayakan diri mereka.

“Menurut saya, Beatriks telah melakukan hal itu, yang kiranya menjadi inspirasi bagi petani lain di NTT,” katanya.

Ia menambahkan, terpilihnya Beatriks juga menjadi tanda, bahwa perempuan pada dasarnya punya kontribusi besar dalam upaya menjaga ketahanan pangan.

“Semoga spirit Beatriks bisa menjalar ke lebih banyak orang, terutama sesama perempuan” katanya. (ARL/Floresa)

 

Terkini