Saat Ketua DPC Gerindra Mengamuk di Pantai Pede

Floresa.co – Aksi massa di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Senin, 19 September 2016 yang membongkar pagar seng PT Sarana Investama Manggabar (PT SIM) di lahan di Pantai Pede sempat diwarnai situasi tegang.

Ini bermula saat massa yang terdiri dari aktivis, tokoh agama dan tokoh masyarakat berhasil meruntuhkan pagar seng di pintu gerbang utama dan berhasil memasuki lokasi Pantai Pede.

Di sana saat itu, ada Koce Janggat, yang adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Mabar.

Belakangan, nama Koce disebut-sebut sebagai mandor PT SIM, perusahan swasta yang hendak mengelola Pantai Pede.

Pada Senin kemarin, Koce sempat berang. Ia, yang muncul dari arah selatan lahan di Pantai Pede, sempat berlari menuju pintu utama.

Saat itu, ia didampingi sejumlah pekerja PT SIM. Di antara mereka itu, ada yang membawa parang, sebagian lagi membawa kayu.

Satu di antara pekerja itu sempat berteriak, “Ayo kita lawan mereka itu.”

Untung saja, polisi yang berjaga-jaga segera mengamankan para pekerja itu dan meminta mereka untuk tidak melakukan kekerasan.

Koce pun sempat berteriak, ”Tolong jangan sentuh saya, saya punya keluarga besar.”

Namun, salah satu dari massa yang membongkar pintu langsung menjawab,

”Kita ini semua keluarga om. Kita berjuang demi daerah Mabar dan kepentingan masyarakat umum.”

Dan, Koce serta anak buahnya pun tak mampu lagi membendung massa.

Usai membongkar seng yang menutupi pintu masuk, masa lalu menggelar orasi di areal pantai pede dan berteriak. ”Merdeka…merdeka…merdeka.”

Koce pun, kembali ke arah selatan tempat basecamp para pekerja. Ia memilih duduk di samping mobilnya.

Sementara itu, para tenaga kerjanya yang tadinya sempat tegang, memilih mendengar orasi dari massa aksi.

Gabriel Pampur, salah satu orator mengatakan kepada para pekerja, “kita semua saudara.”

“Kami menghargai saudara untuk mencari pekerjaan, tetapi mohon untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri kita,” katanya.

Koce Janggat VS Partai Gerindra

Posisi Koce Janggat yang berada di pihak PT SIM memang tidak sesuai dengan posisi resmi Partai Gerindra dalam polemik Pede.

Sejumlah petinggi partai itu sebelumnya pernah menyatakan menolak privatisasi Pantai Pede.

BACA JUGA: Eston, Rotok, Koce Janggat: Gerindra Sedang ‘Bermain’ di Pantai Pede?

Eston Foenay, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Provinsi NTT termasuk salah satu di antaranya.

”Saya menolak secara tegas pembangunan hotel di Pantai Pede, pemerintah tidak boleh memberikan ke pihak investor. Rakyat sudah menyatu serta membutuhkan ruangan publik,” kata Eston, 21 Februari 2016 lalu.

Tak cuma Eston yang tegas tolak privatisasi Pantai Pede.

Petinggi Gerindra NTT lainnya, Christian Rotok pernah mengatakan hal serupa.

Rotok yang pernah menjadi Sekda Mabar mengatakan, ia dua kali menyurati gubernur meminta agar menyerahkan Pantai Pede kepada Pemda Mabar.

“Tapi mereka tidak kasih,”ujarnya.

Pada Senin kemarin, Fidelis Syukur, Wakil Ketua II DPRD Mabar dari Partai Gerindra juga kembali menegaskan bahwa partainya berkomitmen menolak privatisasi Pantai Pede.

”Sejak awal Gerindra komit menyuarakan kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Ia pun berdalih, posisi yang diambil Koce Janggat saat ini adalah urusan pribadi.

”Terkait Pa Koce, itu urusan pribadi beliau. Tidak ada hubungan dengan Partai Gerindra,” katanya. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini