Di Manggarai Barat, Dira Tome Pamerkan Capaiannya Sebagai Bupati Sabu Raijua

Labuan Bajo, Floresa.co – Bupati Sabu Raijua, Marten Dira Tome (MDT) berkunjung ke Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat – Flores, Senin 5 September 2016.

Bupati yang sempat menjadi tersangka KPK namun kemudian menang dipraperadilan ini,  mempromosikan produk industri yang dihasilkan di daerahnya seperti air dalam kemasan Oase dan Garam Nagata.

Tak hanya itu, di hadapan masyarakat yang hadir di Aula Stela Maris di Kampung Ujung, MDT juga menyampaikan sejumlah pencapaiananya selama memimpin Kabupaten Sabu Raijua.

MDT mengungkapkan, meski kabupaten yang dipimpinnya baru dimekarkan dari Kabupaten Kupang tahun 2008, namun kini pembangunan di wilayah itu sudah mulai nampak. Kegiatan industri mulai digalakan, seperti garam, air minum dalam kemasan, rumput laut, pabrik kaleng ikan,gula Sabu dan minyak kayu putih.

Kegiatan peternakan dan pertanian juga dilakukan untuk mendongkrak perekonomian warga.

“Saat awal menjadi daerah otonom pertumbuhan ekonominya mencapai 5,09 persen. Pertumbuhan ekonomi terus mengalami kenaikan, sampai tahun 2014 telah mencapai 7,01 persen,”ujarnya.

Pendapatan perkapita atau rata-rata pendapatan penduduk, kata dia juga meroket dari Rp 1,6 juta menjadi 6,4 juta per bulan pada tahun 2013.

MDT adalah bupati pertama daerah itu. Sebelum menjadi bupati definitif, ia juga sempat menjadi penjabat bupati.

“Saat masih Plt Bupati PAD kabupaten Sabu Raijua 320 juta. Setelah saya dilantik dan menjabat lima tahun belakangan ini, PAD sudah 32 Miliar,”ujarnya.

Dengan berbagai aktifitas industri di daerahnya saat ini, MDT menargetkan dalam dua atau tiga tahun ke depan, PAD Sabu Raijua akan meningkat menjadi sekitar Rp 200-an miliar.

MDT yang kini disebut-sebut sebagai salah satu bakal calon gubernur NTT, mengatakan setelah dilantik menjadi Bupati bersama wakilnya Nikodemus Rihi Heke, persoalan utama yang dihadapi adalah kemiskinan.

“Selain di NTT secara keseluruhan, kabupaten Sabu Raijua juga sangat miskin. Hal ini yang membuat saya melakukan terobosan,”ujarnya.

Menurutnya, ada tiga kategori kemiskinan yang dialami warganya saat itu. Pertama, kemiskinan alamiah. Kedua, kemiskinan kultural dan ketiga kemiskinan struktural.

Di tengah fakta kemiskinan itu, kata dia, banyak putra daerah yang memilliki potensi, namun bekerja di tempat lain, enggan pulang membangun daerah sendiri.

Untuk mengatasi kemiskinan di daerahnya itu, maka MDT pun membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

”Kita produksi garam, rumput laut,gula lontar dan gula semut,pembukaan lahan pertanian,pembangunan pakan ternak,pengelolaan minyak kayu putih,serta memberi bantuan usaha tani serta berbagai usaha laiinya,”paparanya.

Seluruh karyawan di berbagai industri tersebut, menurutnya adalah masyarakat lokal, tidak hanya pekerja rendahan tetapi juga teknisi.

“Tahun lalu,sudah ribuan ton garam Sabu Raijua diangkut ke Pontianak dan Surabaya dan makasar,”ujarnya.

Di sela-sela pemaparannya itu, MDT pun menyampaikan niatnya untuk maju sebagai calon gubernur NTT.

Menurutnya, potensi alam NTT,kata dia sangat luar biasa,asal saja pemerintah punya niat untuk membangun. Sayangnya, kata dia, hasil pertanian, kelatan, dan sumber daya alam lainnya dinikmati orang dari luar NTT.

“Andai saja masyarakat NTT memberi kepercayaan kepada saya menjadi Gubernur NTT, lumbung padi kita dari Lembor ,Mabar,”kata Bupati dua periode ini disambut tepuk tangan.

Menurut MDT, jika kelak masyarakat NTT memberi amanah kepadanya untuk menahkodai provinsi ini selama lima tahun,hal yang dikerjakan adalah mengatasi kemiskinan yang terus menjadi stigma.

“Dua persoalan besar yang harus dilakukan di NTT adalah masalah kemiskinan dan pengangguran. Jika rakyat NTT memberi kepercayaan,persoalan ini segera tuntas,”ujarnya. (Ferdinand Ambo/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini