Ancam Wartawan, Staf PLN Ruteng Dilapor ke Polisi

Floresa.co –  Tindakan sejumlah staf PLN Rayon Ruteng, Kabupaten Manggarai denga menghalang-halangi tugas beberapa junalis yang meliput pengaduan warga terkait masalah meteran prabayar diadukan ke Polres Manggarai.

Pada Senin, 18 Juli 2016, para jurnalis yang menjadi korban, yaitu dari Koran Victory News, stasiun TVRI dan MNC menyampaikan laporan ke polisi.

Menurut mereka, waktu kejadi antara pukul 09.33 – 09.40 Wita. Petugas PLN dengan kasar menyuruh wartawan pergi bahkan salah seorang pegawai menutupi lensa kamera wartawan MNC Grup, Yulianus Suweno Tangur, lalu berusaha merampasnya.

Para pegawai PLN mendesak wartawan untuk menunjukkan surat tugas. Dan, saat wartawan memperlihatkan kartu pers, para pegawai tidak mengakuinya.

“Kalau hanya kartu pers, tidak bisa. Harus ada surat tugas. Kalau tidak ada surat tugas, kalian harus pergi. Tidak boleh liput berita di sini,” tutur wanita yang mengenakan jaket warna krem dan kerudung warna biru itu.

Salah seorang pegawai berbadan tegap dan kepala botak mengejek wartawan dengan menyebut wartawan provokator.

Seorang pegawai yang sebelumnya dengan ramah mempersilahkan wartawan untuk mengisi buku tamu pun terus mengusir wartawan dengan kasar.

BACA JUGA: Pelanggan Protes PLN Ruteng Terkait Kebijakan Sistem Prabayar

Akibat pengusiran tersebut, wartawan tak mendapatkan informasi utuh terkait pengaduan dan jawaban pihak PLN serta situasi yang terjadi. Wartawan pun melaporkan tindakan pihak PLN kepada Polres Manggarai.

“Kami tidak akan membiarkan saja tindakan pihak PLN yang menghalang-halangi peliputan ini. Apa yang disembunyikan PLN, wajib diketahui publik melalui pemberitaan media,” ujar wartawan TVRI, Leonardus Gonzaga.

Pada Senin kemarin, pihak kepolisian sudah meminta keterangan dari para wartawan dan hari ini, Selasa, 19 Juli, polisi berencana meminta keterangan para saksi serta memanggil para staf PLN.

Jefry Teping, salah satu warga yang mengadu mengatakan pada Floresa.co, ia menyaksikan sendiri perilaku staf PLN “yang mengusir wartawan.”

“Satu security kasar sekali dia usir wartawan. Pengusiran teman-teman wartawan sangat tidak manusiawi,” kata Jefry.

Mneurutnya, kehadiran mereka di PLN awalnya hendak membayar tagihan listrik. Namun mereka dipaksa untuk mengganti meteran pascabayar ke prabayar.

“Saya menolak karena mereka tidak menunjukkan aturan yang mewajibkan pelanggan PLN untuk ganti meteran,” ujar Jefry.

Ia mengatakan, sebelumnya, tiga kali petugas PLN mendatangi rumahnya dengan membawa serta meteran prabayar.

Namun, Jefry tetap menolak karena pegugas tidak pernah menunjukkan aturannya. Belum lagi banyak keluhan pelanggan meteran prabayar yang tidak jelas peruntukan pemotongan pulsanya.

Hal senada disampaikan Jesua. “Sudah beberapa kali mereka datang ke rumah untuk minta ganti meteran. Saya tidak mau. Tidak ada aturan yang mewajibkan penggantian meteran. Saya lebih nyaman dengan meteran pascabayar,” ujar Jesua.

Beberapa pengadu lainnya, kata Jefry, menyampaikan kadang-kadang pihak PLN mengganti meteran tanpa izin dan tanpa sepengetahuan pelanggan. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini