Kepala BIN: ABK yang Diculik di Malaysia Berasal dari Flores

Floresa.co – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso memastikan bahwa tiga anak buah kapal (ABK) yang diculik oleh pria bersenjata di Malaysia berasal dari Flores.

Hal itu ia sampaikan dalam pesan singkat kepada Floresa.co, Minggu malam, 10 Juli 2016.

Nama masing-masing ABK itu adalah Lorence Koten (34), Teo Dorus Kopong (42) dan Emanuel (46).

Ia mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum bisa memberi informasi rinci terkait ketiganya.

“Penjelasan rinci besok siang (Senin, 11 Juli – red) usai rapat di Kemenkopolhukam,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah media nasional dan media asing melaporkan bahwa 3 ABK itu diculik 5 pria bersenjata di perairan Lahad Datu, Sabah.

Media The Star melansir pernyataan Kepala Kepolisian Sabah, Datuk Abdul Rashid Harun yang mengumumkan identitas 3 Warga Negara Indonesia (WNI) itu dalam jumpa pers pada Minggu.

Ada 7 orang awak di kapal itu yang terdiri dari 4 WNI dan 3 lainnya adalah “gipsi laut”.

Para penculik sebelumnya bertanya siapa yang memiliki paspor, di mana 3 WNI itu mengaku memiliki paspor dan 4 lainnya mengaku tak memiliki dokumen yang lengkap.

Penculik, dari keterangan awak yang dibebaskan, adalah sekitar 5 orang berusia antara 30-40 tahun, di mana 3 di antaranya membawa senjata M14 dan M16 meminta para awak kapal berkumpul di haluan sebelum menculik 3 WNI yang memiliki dokumen.

“Tak ada permintaan tebusan yang diterima,” kata Rashid.

BBC melaporkan, belum diketahui secara persis siapa pelaku penculikan, tetapi ini adalah kejadian penculikan kesekian kalinya yang sebelumnya dilakukan oleh oleh kelompok yang diduga terhubung dengan kelompok militan Abu Sayyaf di wilayah Filipina selatan.

Kelompok yang diduga berafiliasi dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau dulu disebut ISIS ini sebelumnya telah memenggal kepala sejumlah sandera asal Barat karena dianggap tidak memenuhi tuntutannya.

“Para tersangka menanyakan paspor para awak kapal. Tiga awak dibawa ke kapal mereka, dan empat orang lainnya ditinggalkan,” kata kepolisi perairan Sabah dalam pernyataan tertulisnya.

Disebutkan, lima orang bersenjata itu berbicara dalam bahasa Melayu dengan dialek Suluk.

Otoritas Malaysia menjanjikan akan memberikan keterangan resmi pada Minggu (10/07) sore waktu setempat.

Sejauh ini belum ada konfirmasi dari Kementerian Luar negeri Indonesia terkait dugaan penculikan di perairan Malaysia ini.

Bulan Juni lalu, tujuh awal kapal (ABK) TB Charles asal Indonesia “disandera” oleh kelompok Abu Sayyaf, dan belum diketahui nasibnya sejauh ini.

Sebelumnya, 14 pelaut Indonesia lainnya pernah disandera kelompok radikal Abu Sayyaf asal Filipina, dan sudah dibebaskan. (Floresa)

spot_img

Artikel Terkini