Warga Mabar Turunkan Paksa Lima Bendera Negara Asing

Floresa.co – Warga Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menurunkan paksa lima bendera negara asing di dekat salah satu restoran di Labuan Bajo, Sabtu, 2 April 2016.

Lima bendera itu dipasang sejajar dengan Bendera Merah Putih di samping Restoran Atalntis, sekitar 30 meter dari Hotel Plataran di Wae Cecu, Kelurahan Labuan Bajo.

Kelima bendera itu – masing-masing milik Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis tidak dipasang seperti di kantor kedutaan asing yang berada di Indonesia, di mana bendera Merah Putih dipasang dengan tiang lebih tinggi dan ditempatkan di tengah. Sebagaimana disaksikan Floresa.co, di restoran tersebut, bendera Merah Putih malah dipasang di bagian pinggir dan tiangnya sejajar dengan kelima bendera itu.

Warga Mabar, yang tergabung dalam Kelompok Peduli Pariwisata semula tidak mengetahui hal ini. Pada hari ini, mereka sebenarnya hanya ke Pulau Kanawa untuk mengecek kebenaran informasi terkait pengusiran wisatawan domestik beberapa hari lalu dari pantai di pulau itu. Dari Kanawa mereka menuju Hotel Silvia, juga untuk mengecek kebenaran informasi terkait privatisasi pantai di dekat hotel itu.

Dalam perjalanan itulah, dari kejauhan, dengan jarak pandang satu kilometer, mereka terkejut melihat kain mirip bendera di dekat Restoran Atlantis.

Mereka pun memutuskan menuju ke lokasi itu. Begitu tiba di dermaga jalan menuju restoran, mereka disambut sebuah papan berukuran hampir satu meter bertuliskan “Acces Only For Plataran Guests,” yang berarti “akses hanya untuk tamu-tamu (Hotel) Pelataran.”

Warga disambut tulisan ini saat tiba di dermaga menuju Restoran Atlantis dan Hotel Pelataran. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)
Warga disambut tulisan ini saat tiba di dermaga menuju Restoran Atlantis dan Hotel Pelataran. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa.co)

Namun. warga tetap berani memasuki area itu. Setibanya di dekat bendera-bendera itu, mereka hanya mendapati beberapa tukang bangunan, yang merupakan warga RI.

Para tukang itu mengaku tidak mengetahui siapa yang memasang bendera-bendera itu. “Selama satu Minggu kami bekerja disini, bendera dipasang setiap hari. Namun, kami tidak mengetahui siapa yang memasang.”

Perkiraan Floresa.co, jarak restoran itu dari Labuan Bajo sekitar lima kilometer. Keberadaan bendera-bendera itu tidak mudah diketahui, karena tidak kelihatan dari jalan raya, terhalang oleh bukit.

Sementara itu, petugas restoran yang berada di lokasi itu mengaku, bendera tersebut dipasang pemilik restoran. Namun, katanya, pemilik sedang tidak berada di tempat.

Upaya sejumlah warga untuk bertemu pemilik restoran pun tidak berhasil. Mereka akhirnya memutuskan menurunkan bendera-bendera itu untuk diamankan.

“Kami menurunkan bendera lima negara asing ini untuk diamankan. Di sini bukan kantor konsulat atau kedutaan,” ujar Bernadus Barat Daya, seorang warga.

Warga sedang menurunkan bendera. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa.co)
Warga sedang menurunkan bendera. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa.co)

Menurutnya, bendera-bendera itu tidak sepatutnya dipasang. ”Kami sangat menghormati serta menghargai kelima bendera asing ini. Makanya, kami turunkan untuk diamankan. Sementara Bendera Merah Putih tidak diturunkan karena ini NKRI,” ujar Dus.

Ia pun meminta kepada tukang yang ikut menyaksikan penurunan bendera tersebut agar menghubungi mereka bila ada yang mencarikan bendera-bendera itu.

Rafael, warga lain mengecam pemilik restoran dan menilai tindakan mereka telah melecehkan martabat NKRI.

“Saya menduga, jangan-jangan kelima negara asing ini sudah menguasai semua tanah di wilayah dekat restoran ini, sehingga dengan mudahnya mereka pasang bendera,” katanya.

Rafael dan warga lainpun mengecam satu tenaga kerja yang berupaya mendekat. “Engkau tidak tersinggung dengan bendera ini? Mengapa kau biarkan?,” kata mereka tegas. Tenaga kerja itupun hanya bungkam.

Setelah itu, mereka segera naik kembali ke perahu motor. Tidak lama setelah meninggalkan dermaga, seorang warga asing, yang tampak berotot didampingi beberapa tenaga kerja lain hendak berupaya mencegat warga. Tampak satu diantaranya membawa sepotong kayu.

Warga pun tidak mengindahkan panggilan warga asing itu yang baru saja keluar dari Hotel Plataran.

Warga langsung menuju kantor Koramil Labuan bajo untuk menyerahkan bendera tersebut. Tiba di Koramil, mereka diterima Danramil Labuan Bajo, Kapten Infrantri Soleman Baba.

Setelah diturunkan, bendera-bendera ini dibawah ke Tentara Nasional Indonesia di Labuan Bajo. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)
Setelah diturunkan, bendera-bendera ini dibawah ke Tentara Nasional Indonesia di Labuan Bajo. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa.co)

Saat mendengar penuturan warga, Soleman geram. ”Tidak pantas memasang bendera di wilayah kita. Apa motifnya? Nanti kita usir jika ditemukan pelanggaran,” katanya.

Menurutnya, selama ini ia sering memantau di wilayah itu, namun, tidak menemukan bendera-bendera itu.

“Saya bersyukur karena sudah diturunkan. Sekalipun mereka sudah membeli tanah di tempat usaha itu, bukan seenaknya mereka memasang bendera,” ujarnya.

Menurutnya, tindakan para pengusaha restoran keterlaluan ”Jangan sampai mereka memancing kita untuk bertindak. Saya akan segera ke sana dan selanjutnya sampaikan (hal ini) ke pimpinan,” tegasnya.

Ia pun memberi apresiasi atas keberanian warga yang telah menurunkan bendera-bendera asing itu.

Dihubungi terpisah, Imron, Dandim 1612 Ruteng menegaskan, pemasangan bendera asing itu merupakan pelanggaran.

”Tidak boleh itu, bendera asing tidak boleh berkibar di sembarang tempat,” katanya kepada Floresa.co melalui telepon seluler.

“Nanti kita akan kordinasi dengan Pemda dan pihak terkait agar menegakan aturan secara tegas,” lanjut Imron. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini