Floresa.co – Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Katedral, Keuskupan Ruteng – Flores, mementaskan tablo kisah sengsara Yesus Kristus pada Jumat, 18 Maret 2016.

Pementasan tablo ini di halaman Gereja Katedral dilaksanakan dalam rangkaian Ibadat Jalan Salib terakhir sebelum memasuki Pekan Suci 2016.

Para pemeran tablo ini merupakan anggota OMK Lumen Gratia Katedral Ruteng. “Hampir empatpuluh orang terlibat dalam kegiatan ini dan mampu menghadirkan suguhan pentasan yang memukau umat yang hadir,” demikian menurut situs milik paroki,katedralruteng.org.

Para pelakon dengan sungguh-sungguh memainkan perannya masing-masing sehingga membuat umat terlibat tidak hanya sebagai penonton pasif tetapi juga emosional.”

Armin Bell, sutradara tablo itu mengatakan, OMK yang terlibat mampu menghadirkan pesan yang luar biasa.

“Banyak umat yang menangis melihat Yesus disesah, dihina, disalibkan. Di saat yang sama umat marah pada para serdadu, penghujat dan ahli taurat. Ada umat yang bahkan memohon agar cambukan terhadap Yesus dihentikan,” kata Armin.

“Buat saya ini menunjukkan bahwa pentasan ini berhasil,” lanjutnya.

Sementara itu, Adeng Krowa, Ketua OMK menuturkan, dramatisasi Kisah Sengsara Yesus adalah salah satu agenda OMK Katedral tahun ini.

Kegiatan besar ini, kata dia, dipersiapkan selama sebulan sejak akhir Februari 2016 silam.

“Kami memutuskan membuat pentas tablo pada tahun ini setelah pada waktu-waktu sebelumnya kita sudah buat film pendek, pementasan teater dalam ruangan dan beberapa kegiatan lain,” tuturnya.

Untuk tablo kisah sengsara ini, kata dia, berbagai persiapan hanya dilakukan dalam waktu satu bulan.

“Mulai dari mencari naskah, casting pemain, persiapan properti, latihan, mencari dana dan lain-lain. Waktunya memang singkat tetapi kita bersyukur kegiatan ini dapat berjalan dengan baik,” jelas mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng ini.

Pelakon yang berperan sebagai para penghujat beraksi dalam pementasan tablo kisah sengsara Yesus Kristus di Katedral Ruteng, Jumat 18 Maret 2016. (Foto: Kaka Ited/Katedralruteng.org)
Pelakon yang berperan sebagai para penghujat beraksi dalam pementasan tablo kisah sengsara Yesus Kristus di Katedral Ruteng, Jumat 18 Maret 2016. (Foto: Kaka Ited/Katedralruteng.org)

Menurut Adeng, meski dengan anggaran terbatas tetapi berkat talenta yang luar biasa dari anggota OMK Lumen Gratiae, pentasan dapat berjalan dengan lancar.

Properti untuk pementasan, kata dia, misalnya diolah dari bahan-bahan bekas. “Baju prajurit misalnya, diolah dari kulit bekas tempat berlutut di gereja. Itu kita sudah menghemat banyak namun tetap mampu menunjukkan hasil yang hebat. Belum lagi kayu untuk salib yang diambil dari kayu mati di kebun paroki. Jadi semuanya dibuat dengan biaya rendah,” jelasnya.

Romo Lian Angkur Pr, moderator OMK mengatakan sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah terlibat dalam tablo ini.

“Kepada seluruh pemain, kepada donatur, kepada umat yang hadir, kepada orang tua dari para pemain, kepada DPP, kami ucapkan terima kasih,” kata Romo Lian.

Ia menjelaskan, ada banyak pesan yang berhasil disampaikan melalui kegiatan ini.

“Terutama tentang keberadaan OMK sebagai wadah yang penting dan menarik untuk diikuti,” ungkap Romo Lian. (Katedralruteng.org/Katoliknews.com/ARL/Floresa)