Floresa.co – Potensi Manggarai Barat (Mabar) sebagai destinasi pariwisata sungguh besar. Sangat disayangkan, jika pemerintah lokal terus-menerus kurang tanggap.

Tidak perlu jauh-jauh membuktikan kenapa pemerintah dikatakan kurang tanggap. Cukup diterangkan kondisi dua lampu lalu lintas di kota itu.

Keduanya tidak berfungsi padahal letaknya di jalur menuju ke Bandara Internasional Komodo, pusat pemerintahan, kepolisian dan rumah wakil rakyat. Tiap kali melintas, terpaksa setiap pengendara harus ekstra hati-hati.

Persoalannya, meski kenyataan itu sungguh berbahaya dan (salah satu) letaknya hanya beberapa meter dari kantor bupati, namun tak ada yang peduli dengan itu.

Barangkali seperti pencuri baru disebut pencuri kalau tertangkap basah sedang mencuri, demikian pula soal lampu lalintas tersebut. Disebut bermasalah jika suatu saat terjadi kecelakaan.

Sikap masa bodoh demikian, jika terus dipelihara, bakal menjadi simpton dalam pembangunan di Mabar ke depannya.

Kita bisa membacanya mulai dari kenyataan sekarang ini. Berbagai persoalan muncul antara lain, persoalan privatisasi Pantai Pede, krisis air, pencaplokan wilayah pantai dan pesisir, ketiadaan rumah sakit, sengketa tanah dan lain-lain.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.