Anggota Polres Ngada Babak Belur Dianiaya Sesama Polisi di Mabar

Ilustrasi
Ilustrasi

Labuan Bajo, Floresa.co – Wihelmus Petrus Lape alias Wempi, anggota Polres Ngada-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dianiaya hingga babak belur oleh rekannya sesama polisi yang bertugas di Polres Manggarai Barat (Mabar), Minggu (13/9/2015) malam.

Kejadian itu bermula saat Wempi menghadiri pesta komuni pertama di Wae Kesambi, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo.

Berdasarkan pengakuan keluarga korban yang meminta namanya tidak disebut – dengan alasan keamanan -, kejadian yang menyebabkan luka parah di kepala Wempi tersebut bermula dari aksi Hendro, oknum Polres Mabar.

Mulanya, Hendro membuang selembar uang kertas di dalam tenda pesta, lalu menyuruh orang mengambil dan merebutnya.

Uang yang dilempar tersebut kemudian didapat oleh anggota keluarga tuan pesta yang datang dari Aimere, Kabupaten Ngada.

Entah mengapa, Hendro kemudian naik pitam dan mendorong warga Aimere yang sedang mengambil uang itu.

Keributan pun segera terjadi, akibat dorongan Hendro, warga Aimere itu terpental dan mengenai salah seorang perempuan.

Melihat keributan yang berujung berantem tersebut, tuan pesta pun memarahi Hendro.

Pada saat keributan itu terjadi, Wempi dan Vicky Wawo, yang juga anggota Polres Mabar datang ke tempat pesta tersebut.

Mereka berdua yang masih memiliki hubungan keluarga langsung menuju ke meja makan.

Saat melangkah ke sana, tanpa diketahui penyebabnya, Hendro langsung memukul Vicky di bagian mulut. Di Polres Mabar, Vicky merupakan yunior Hendro.

Melihat Vicky dipukul, Wempi kemudian mendorong Hendro seraya melerai dan sempat terjadi saling dorong antarkeduanya.

Tak hanya sampai disitu aksi Hendro. Ia kemudian memanggil temannya di Polres Mabar.

Tak lama berselang, beberapa anggota Polres Mabar, ada yang lengkap dengan pakaian seragam dan ada yang memakai pakaian preman tiba di lokasi dan langsung memukul Wempi dengan menggunakan senjata.

Wempi lalu ditarik ke jalan dan langsung dibuang ke mobil Dalmas, kemudian dibawa ke Polres Mabar yang letaknya tak jauh dari tempat pesta.

Yosef Tai, tuan pesta mengaku, setengah jam berselang setelah terjadi keributan, sekitar 7 sampai 8 orang anggota Polres Mabar datang ke tempat pesta.

Wilfridus Muga, anggota keluarga Wempi mengatakan kepada para wartawan di depan Rumah Sakit Labuan Bajo, Senin (14/9/2015), di kantor Polres Mabar, korban dianiaya oleh oknum polisi.

Penganiayaan baru berhenti, tutur Muga, setelah anggota keluarga Wempi yang mendatangi kantor Polres berteriak agar berhenti memukul.

“Saat di atas mobil, (keterangan) yang kami dapatkan dari korban, dia (juga) dihajar dengan menggunakan besi di pinggang dan kepala,” aku Muda.

Akibat pemukulan tersebut, kini terdapat 9 luka di tubuh Wempi, paling banyak di kepala.

Muga mendesak agar oknum polisi dari Polres Mabar tersebut segera dihukum, bila perlu langsung dipecat.

Sementara itu, AKBP Jules Abraham Abas, Kapolres Mabar mengatakan, sesuai dengan aturan dan undang-undang, pihaknya tetap melakukan proses hukum.

“Ini kan menimpa anggota kita, ya kita sudah lakukan penahanan untuk pelaku dan kemudian melakukan penyidikan,” jelas Jules.

Terhadap pelaku, kata dia, ada dua sanksi yang harus diberikan, yakni, pelanggaran pidana dan kode etik.

Ia menambahkan, pihaknya akan bertanggung jawab terhadap proses perawatan korban. (Ardy Abba/ARL/Floresa)

 

spot_img

Artikel Terkini