Paus: Gereja Tidak Ekskomunikasi Pasangan yang Cerai

Paus Fransiskus membabtis salah seorang bayi di Kapel Sistina, Italia, Minggu (11/1/2015). Dalam acara inilah, ia menyampaikan pernyataan yang membolehkan ibu-ibu menyusui anak dalam gereja. (Foto: Reuters)
Paus Fransiskus membabtis salah seorang bayi di Kapel Sistina, Italia, Minggu (11/1/2015). Dalam acara inilah, ia menyampaikan pernyataan yang membolehkan ibu-ibu menyusui anak dalam gereja. (Foto: Reuters)

Floresa.co – Paus Fransiskus mengatakan pada pertengahan pekan ini bahwa orang Katolik yang telah bercerai dan menikah lagi secara sipil “tidak dikucilkan atau diekskomunikasi.”

Sebagaimana dilansir Ucanews.com dan Catholic News Service, dalam pernyataannya pada audiensi umum, Rabu (5/8/2015), Paus menyinggung tentang hal buruk yang dialami anak-anak ketika ketika orangtua mereka tidak lagi harmonis dan saling menyakiti.

“Saat  ini,” kata Paus, “Saya ingin menarik perhatian kita dengan realitas lain: cara memelihara mereka, setelah kegagalan dalam membina ikatan perkawinan.”

Audiensi pada Rabu lalu itu, merupakan audiensi ke-100 selama era kepemimpinan Paus kelahiran Argentina itu.

Memang, menurut ajaran Gereja, dalam banyak kasus, pasangan yang cerai dan menikah lagi secara sipil tidak diizinkan menerima komuni.

Namun. dalam Sinode luar biasa para uskup tentang keluarga pada Oktober tahun lalu dan dalam persiapan sinode umum pada 4-25 Oktober mendatang, para uskup telah mempelajari dan membahas kemungkinan beberapa pasangan dalam kondisi tertentu menerima  kembali  sakramen.

Gereja, kata Paus Fransiskus, harus memiliki “hati seorang ibu, sebuah hati yang dibimbing oleh Roh Kudus, yang selalu mencari solusi terbaik.”

Ia mengatakan, anak-anak dari pasangan yang cerai pasti paling menderita dan pantas mendapat perhatian khusus.

Selama beberapa dekade terakhir, katanya, “Gereja belum sensitif” ketika  menyediakan pelayanan pastoral bagi mereka yang cerai dan menikah lagi secara sipil.

Paus mengatakan, adalah penting bahwa para pastor “secara terbuka dan koheren menunjukkan kesediaan untuk menyambut dan mendorong” pasangan bercerai dan menikah lagi, serta keluarga mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan menggereja.

Ia menegaskan, doa, mendengarkan firman Tuhan, menghadiri Misa, mendidik iman anak-anak mereka, melayani orang miskin dan bekerja untuk keadilan dan perdamaian harus menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Mengutip nasihat apostoliknya bertajuk “Sukacita Injil,” ia mengatakan kepada hadirin, “Gereja dipanggil untuk menjadi rumah Bapa, dengan pintu yang selalu terbuka lebar.” (Ari D/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini