Kadis PPO Matim Mengecewakan

Kadis PPO Matim Frederika Soch
Kadis PPO Matim Frederika Soch

Ruteng, Floresa.co – Sikap Frederika Soch, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak koperatif dengan wartawan menuai kecaman keras dari Forum Pemuda Peduli Manggarai Timur (FP2-Maritim) di Ruteng.

Mereka menilai tindakan Frederika yang berupaya menghindar dari wartawan pada Jumat akhir pekan lalu sebagai hal yang mengecewakan.

Erick Jumpar, Ketua FP2-Maritim menegaskan, sikap tidak koperatif Frederika merupakan sebuah upaya untuk menutupi informasi kepada publik.

Karena itu, kata dia, patut diduga ada hal yang tidak beres yang sedang menimpah dinas PPO Matim.

Ia menjelaskan, sikap pejabat publik yang tidak menghargai peran media massa sebenarnya suatu indikasi bahwa telah terjadi konspirasi besar di balik roda pembangunan di kabupaten Matim.

Padahal peran media massa di era kemajuan teknologi saat ini, kata dia, sangatlah penting untuk menyajikan informasi kepada publik terkait fenomena yang sedang terjadi di suatu daerah.

“Apa yg dipertontonkan oleh Kadis PPO KMT (Kabupaten Manggarai Timur) termasuk perbuatan cacat yang tidak layak ditiru, ” tegas Erick.

Apalagi, jelas dia, masalah yang hendak ditanyakan kepada Frederika sangatlah penting untuk diketahui oleh seluruh masyarakat di daerah yang sedang dipimpin Bupati Yosef Tote itu.

“Idealnya pejabat kita harus lebih kooperatif lagi,” tambahnya.

FP2-Maritim merupakan wadah tempat berkumpulnya sejumlah mahasiswa asal Matim yang sedang mengeyam pendidikan tinggi di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (31/7/2015) Frederika spontan mengaku sibuk ketika wartawan Floresa.co hendak menemuinya di Kantor Dinas PPO yang terletak di Lehong.

Pantauan Floresa.co, sesaat sebelum diajak untuk bertemu, Frederika sempat melayani beberapa tamu. Tapi, ketika giliran wartawan, ia serentak mengatakan sibuk.

“Maaf, ibu bilang, lagi sibuk,” sahut seorang laki-laki paruh baya yang memegang buku tamu, menyambung perkataan Frederika.

Kerinduan wartawan menemui Frederika pun pupus, karena tidak ada pemberitahuan lanjutan pukul berapa ia bisa ditemui.

Semangat mengendarai sepeda motor melewati jalan yang rusak parah menuju Lehong, di bawah teriknya sinar matahari untuk menemui Frederika akhinya kandas.

Wartawan Floresa.co pun pulang dengan rasa penyesalan, sambil berharap Matim bisa berubah.

Tujuan kedatangan ke kantor Dinas PPO adalah mengonfirmasi beberapa kebijakan Frederika.

Kebijakan itu, misalnya, soal pungutan dana untuk Provinsi Flores yang menurut sejumlah sumber tetap dilakukan oleh Frederika di tengah menguatnya resistensi banyak pihak, pemecatan ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) di sekolah-sekolah di Matim dan beberapa lainnya yang membutuhkan penjelasan Frederika.

Upaya mendatangi kantornya dilakukan setelah ia tidak merespon ketika ditelepon. Pesan singkat yang dikirim ke telepon selulernya pun tidak ia balas.
Apa yang ditunjukkan Frederika tampak tak sesuai janji beberapa pejabat dari Pemda Matim yang pernah bertemu dengan jajaran redaksi Floresa.co pada Maret 2015 lalu.

Kala itu, mereka berjanji akan menyampaikan harapan Floresa.co agar pejabat di kabupaten itu lebih terbuka dengan media, tidak mengambil sikap tertutup, demi menghindari kesan adanya upaya menutup-nutupi persoalan.

Ada tiga pejabat dari Pemda yang menyatakan janji saat itu, yaitu Kepala Bagian Humas Bonifasius Sai, Asisten III Bupati Matim Fansi Jahang dan Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Agus Kabur.

Mereka menyatakan, akan menyampaikan harapan Floresa.co itu kepada Bupati Matim Yosep Tote serta para pejabat lain. (Ardy Abba/Ari D/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini