Esok, di Ruteng Ada Launching Buku tentang Tambang dan Diskusi Publik

Diskusi di Ruteng

Ruteng, Floresa.co – Sebuah acara penting akan digelar di Ruteng, Sabtu esok (18/7/2015), berupa launching buku dan diskusi publik.

Buku dimaksud berjudul “Mengapa Gereja (Harus!) Tolak Tambang” yang ditulis Diakon Benny Denar, sementara diskusi akan mengangkat tema “Manggarai Raya, Pencaplokan Sumber Daya, dan Masa Depan Kita.”

Diskusi ini yang berlangsung pada pukul 11.00 – 13.00 Wita diinisiasi oleh JPIC Keuskupan Ruteng, Insight Institute, Manggarai Raya Institute (MRI), Sunspirit for Justice and Peace, Penerbit Ledalero dan Forum Konggres Pemuda Manggarai Raya.

Floresa.co menjadi media partner diskusi yang akan diadakan di Aula Efata itu.

Sejumlah narasumber yang akan membagi pandangan antara lain Diakon Benny Denar, Kris Bheda Somerpes (peneliti Sunspirit), Alfred Tuname (peneliti MRI), Marten Jenarut (JPIC Keuskupan Ruteng), Otto Gusti Madung (Direktur Penerbit Ledalero), Max Regus (Insight) dan para calon bupati Manggarai.

Sementara Cypri Jehan Padju Dale, penulis buku “Kuasa, Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik” (2013) akan tampil sebagai moderator.

Dalam Term of Reference (TOR) acara itu ditegaskan sejumlah latar belakang diskusi, yakni terkait perubahan yang berlangsung di Manggarai Raya pasca desentralisasi, di mana tidak bisa disangkal perubahan itu disertai pula dengan pencaplokan sumber daya publik hingga ke level paling ekstrim, tanpa keterlibatan publik pada awal inisiasinya.

“Sebegitu ekstrimnya hingga semakin banyak orang merasa mulai menghirup udara masa depan tanah ini dengan penuh kecemasan. Padahal kita sudah menerima demokrasi sebagai sistem yang merangkum keberbagaian kita,” demikian dalam TOR itu.

Alih-alih kita bisa berdialog, yang terjadi saat ini, adalah masing-masing pihak tekunci pada posisi masing-masing, tanpa kemauan keluar, bertemu dan mengkomunikasikan perspektif dan pikiran masing-masing,

Karena itu, diskusi ini akan menjadi momen untuk berdiskusi, tentang “Masa depan seperti apa yang kita bayangkan? Apakah kita perlu secara kolektif menolak setiap bentuk pencaplokan sumber daya? Apakah kita perlu menolak tambang?”

Buku karya Diakon Beny Denar akan dijadikan sebagai pemicu untuk mengajukan pertanyaan kritis tentang masa depan Manggarai Raya.

“Persoalan tambang, tanah, air, singkatnya persoalan pencaplokan sumber daya (resources grabbing) ada di hadapan kita dan menuntut untuk segera dicarikan alternatif-alternatif solusinya demi masa depan Manggarai Raya yang survival, wellbeing, dan dignity-nya terjamin,” demikian ditegaskan dalam TOR itu.

Acara ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kegiatan penutupan Sinode III Keuskupan Ruteng yang sudah dimulai pada Senin awal pekan ini. (Ari D/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini