Jamaludin Muatalib, Kepala Puskesmas di Matim yang Tekuni Bisnis Kloset

Floresa.co – Berbisnis di sela-sela tugas pokok sebagai petugas kesehatan adalah aktivitas yang dilakoni oleh Jamaludin Muatalib saat ini.

Jamil – sapaannya – memilih menekuni bisnis kloset dan penyedotan septi tank, bidang bisnis yang masih langka dilirik banyak orang di Matim.

Ia menjalankan bisnis ini di samping tugasnya sebagai Kepala Puskesmas Sita, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat ditemui Floresa.co, Jumat, (19/6/2015) di tempat usahanya di Wae Reca, Borong, ia mengatakan, dirinya tertarik dengan kedua usaha ini karena berkaitan erat dengan profesinya sebagai sanitarian.

Tekadnya menekuni bisnis ini berawal dari sebuah pelatihan yang ia ikuti pada tahun lalu.

“Kebetulan pada Mei 2014, kami diundang oleh Plan Indonesia untuk mengikuti pelatihan pembuatan kloset selama lima hari di kantor Desa Sita,” ujarnya.

Dalam pelatihan itu, kata Jamil, peserta diberi materi tentang pembuatan kloset dengan bahan dari pasir, semen tiga roda, kalsium, semen putih, cat pox, senduk semen dan amplas serta diberi materi sistem pemasaran hasil usaha dan cara menghitung modal usaha.

“Saya semakin tertarik ketika kami dapat melakukan praktek pembuatan kloset yang hasilnya sangat bagus,” katanya.

“Dari sanalah timbul minat saya untuk memulai bisnis ini.”

Pada awal bulan Juni 2014, di pun memutuskan mulai menjalankan usaha ini.

Hingga sekarang, Jamil berhasil mencetak 500 kloset dan terjual sebanyak 400 kloset di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Rana Mese, Borong, dan Kota Komba.

Untuk mencetak 500 kloset, kata dia, menghabiskan dana Rp 8.305.000 untuk membeli bahan dan menyewa jasa seorang tenaga kerja.

Satu kloset dijual dengan harga Rp. 60.000, 00. Harga yang sangat murah meriah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah di Mangarai Raya.

Dari hasil penjualan ini, Jamil kini mendapat keuntungan sebesar Rp. 14 juta.

“Modal saya sekarang terhitung Rp 20 Juta,” tandasnya.

Kloset yang dibuat Jamil. (Foto: Satria/Floresa)
Kloset yang dibuat Jamil. (Foto: Satria/Floresa)

Namun, usahanya bukan tanpa tantangan. Harga bahan baku yang tidak stabil, minat warga yang mau menjadi tenaga kerjanya sangat kurang serta belum semua kepala keluarga mau membangun jamban sehat, menjadi tantangan tersendiri baginya saat ini.

Untuk memperlancar bisnisnya, Jamil berencana memberi pelatihan pembuatan kloset di kecamatan-kecamatan lain di Matim.

Kelak, lanjut Jamil, akan dibuka usaha bersama setelah dirinya memberikan pelatihan.

Selain itu, Jamil akan merekrut tenaga kerja wanita sebab hanya wanita yang bisa menekuni bisnis ini dan membentuk asosiasi pengusaha kloset.

“Akan dicari pihak ketiga untuk dukungan modal usaha serta menguasai pasar,” pungkasnya.

Kini, ia menjadi salah satu inspirator bagi wirausaha di Matim, di mana dalam beberapa kesempatan ia diundang untuk membagi pengalamannya menekuni bisnis ini.

Salah satunya adalah dalam acara Deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarkat (STBM) Tingkat Kabupaten Matim yang diselenggarakan di Kelurahan Tanah Rata, Kamis (18/6/2015).

Bulan lalu, atas permintaan Plan Indonesia, Jamil juga berbagi cerita di hadapan seluruh perwakilan kabupaten se-NTT, di Kupang.

Kini, ia bersyukur karena telah berkonstribusi bagi percepatan pembangunan di bidang kesehatan khususnya pencegahan penyakit menular melalui program STBM di Matim. (Satria/ARS/Floresa)

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini