Aksi Premanisme Jadi Sajian Penutup Paripurna LPJ Bupati Manggarai Barat

Labuan Bajo, Floresa.co –Bupati Manggarai Barat membacakan dan menyerahkan nota pengantar laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatannya di hadapan anggota DPRD Manggarai Barat, Kamis (11/6/2015).

Di akhir  sidang yang dihadiri bupati Agustusnus Dula dan 16 anggota DPRD Manggarai Barat ini,Inosius Tahlan  membuat aksi dramatis ala preman pasar. Anggota fraksi PKPI ini melempar mikrophono ke arah meja pimpinan sidang.

Di meja pimpinan ada Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat Fidelis Syukur yang memimpn jalannya persidangan dan Bupati Dula yang sudah membacakan dan menyerahkan nota laporan pertanggungjawabab.

Aksi Inosius terjadi karena Fidelis Syukur tetap mengetok palu tanda tutup sidang, padahal Insous masih menginteruspsi.

Pantauan Floresa.co, sebelum Fidelis Syukur mengetok palu sidang, Inosius beberapa kali mengajukan interupsi. Namun, tak diladeni pimpinan sidang. Padahal sebelumnya, ada beberapa anggota seperti Martin Warus yang menginterupsi dan dilayani.

Saat Fidelis membacakan kata penutup persidangan, Inosius pun tetap berteriak interupsi. Namun, tetap tak dilayani.

Sesaat setelah Fidelis mengetok palu persidangan, Inosius yang duduk di baris meja paling belakang pun memukul meja dan beridiri. Ia kemudian mengambil mikrophon di depannya, lalu melempar ke arah pimpinan.

Lemparannya tak sampai ke meja pimpinan karena mikrophon yang digunakan masih terikat pada kabel sehingga jangkauannya hanya sampai pada meja yang berada di depan Inosius. “Dukk..prakkk” sebuah gelas di meja yang ada deretan di depannya pun pecah.

Beruntung beberapa anggota dewan yang duduk  di depan Inosius tak terkena lemparan maupun pecahan gelas.

Situsi pun menjadi tegang. Semua yang ada di ruangan berdiri. Setelah melemparkan mikrophon, Inosius yang terlihat  marah hendak menghampir meja pimpinan. Namun, sejumlah anggota menghalanginya. Ia kemudian pergi meninggalkan ruang sidang paripurna.

Kepada sejumlah wartawan, Inosius mengatakan aksinya  itu untuk memberikan pelajaran kepada pimpinan sidang yang selama ini bersikap arogan. “Itu tadi suatu hal yang biasa dalam alam demokrasi kita di dini, memang arogansi pimpinan itu perlu dikoreksi,”ujarnya.

Inosius sendiri mengaku hendak menginterupsi agar pemerintah memberikan jawaban yang jelas terkait sejulah pertanyaan yang diajukan oleh beberapa anggota dewan sebelumnya, misalnya soal ketidakhadiran Kepala Dinas Pariwisata dalam rapat dengan pendapat dengan DPRD sebelumnya yang membahas penjualan pulau di taman nasional Komodo.

Pertanyaan itu diajukan sebelumnya oleh Martin Warus, anggota DPRD Fraksi Gerindra. Martin mempertanyakan alasan kepala dinas pariwisata yang tidak hadir dalam rapat dengan DPRD karena sakit, namun kenyataannya masih segar bugar.

Atas pertanyaan itu sebenarnya Bupati Dula sudah memberikan jawaban, namun tidak memuaskan. Dula hanya mengatakan dia juga tidak tahu persis alasan ketidakhadiran bawahannya itu, namun Dula berjanji memberikan teguran kepada yang bersangkutan.

Martin Warus juga bertanya soal perkembangan pengerjaan proyek fisik dalam APBD 2015. Namun, Dula hanya memberikan jawaban bahwa saat ini sudah berjalan, namun detilnya bisa ditanyakan lagi ke Dinas PU.

Sekretaris Dewan DPRD Manggarai Barat Paulinus Panggul mengatakan mikrophon yang dilempar Inosius sudah rusak. Kerusahakan itu menyebabkan mikrophon lainnya juga tidak bisa berfungsi karena semuanya terhubung dalam satu sistem. Ia mengatakan untuk memperbaikinya butuh ratusan juta rupiah. (Ril Ladur/PTD/Floresa)

 

 

 

 

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini