Uskup Ruteng Kembali Tegaskan Hirarki Tak Memihak Kandidat Tertentu dalam Pilkada

Labuan Bajo, Floresa.co – Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Hubertus Leteng, Pr kembali menegaskan bahwa hirakri gereja Katolik Keuskupan Ruteng tidak memihak kandidat mana pun dalam proses Pemilihan umum kepala daereah (Pilkada).

Saat ini dua kabupaten di wilayah Keskupan Ruteng sedang mempersiapakan diri mengikuti Pilkada serentak 9 Desember mendatang. Dua kabupaten itu adalah Manggarai dan Manggarai Barat.

Karena hirarki netral, Uskup menghimbau para pastor, bruder dan suster yang berkarya di wilayah Keusukupan Ruteng untuk tidak mendukung kandidat mana pun selama Pilkada berlangsung.

Mgr Leteng menegaskan hirarki geraja Katolik di Keusukupan Ruteng tidak memihak calon mana pun yang saat ini sedang mempersiapakan diri untuk bertarung dalam Pilkada Desember mendatang.

“Saya sudah mengeluarkan himbauan baik secara lisan maupun secara tertulis ke seluruh paroki di dua kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai Manggarai Barat. Untuk itu baik pastor,bruder,suster jangan terlibat dalam proses pilkada mendatang, berikan kepercayaan kepada umat untuk menentukan pemimpin daerah ini,”ujarnya kepada sejumlah wartawan di Labuan Bajo, Selasa (12/5/2015).

Hal yang sama juga ditegaskan Romo Beni Bensi yang menjabat sebagai Vikep Kevikepan Labuan Bajo. “Pastor netral, kami pada prinsip mendukung semua bakal calon bupati dan wakil bupati tetapi tidak ikut dalam proses pilkada,”ujar Romo Beni.

Ia juga meminta para pastor di wilayah Kevikepan Labuan Bajo untuk tidak menjadi tim sukses dalam proses pilkada di Manggarai Barat.

“Kami mendoakan semua bakal calon agar proses pilkada tetap aman dan damai,siapapun terpilih nanti mari kita mendukung bersama-sama pada 5 tahun mendatang. Untuk itu berikan kepercayaan kepada umat untuk memilih sesuai dengan hati nurani,”ujar Romo Beni.

Sebelumnya, pada pembukaan Sinode III Sesi V pada 13 April lalu, Mgr Leteng sudah menegaskan sikap hirarki gereja Katolik dalam proses Pilkada di Manggarai dan Manggarai Barat.

Ia mengatakan, Gereja sebagai institusi berhadapan dengan proses Pilkada tahun 2015 ini yang sudah mulai ramai dan gencar beredar di tengah masyarakat, hendaknya tetap memelihara dan memperlihatkan sikap netralitas.

“Para imam dan segenap biarawan-biarawati, baik yang berada di komunitas-komunitas religius maupun yang bekerja di paroki-paroki dan di lembaga-lembaga Gereja tidak boleh ikut terlibat secara langsung atau tidak langsung, aktif atau pasif dalam menggolkan calon-calon atau paket-paket tertentu,” ujarnya.

Waktu itu, di depan ribuan umat dan para imam yang datang dari berbagai paroki, Uskup menambahkan, kaum klerus, biarawan-biarawati tidak boleh ada pewartaan atau kampanye terang-terangan atau terselubung lewat arahan-arahan dan sentilan-sentilan joke, stiker, media online, seperti internet serta handphone saat khotbah kepada umat.

“Sudah ada SMS gelap dan terang masuk ke kami yang mengingatkan agar Gereja, khususnya para imam dan biarawan-biarawati tidak boleh ikut dalam menciptakan konflik-konflik sosial,”tegas Uskup Hubert.

Selain itu, terangnya, kaum klerus dan biarawan-biarawati hendaknya tidak boleh menciptakan permusuhan dan perpecahan dalam masyarakat karena isu-isu keterlibatan secara aktif dan pasif dalam Pilkada 2015 ini. (Ril Ladur/Ardy Abba/PTD/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini