Bila Pimpin Manggarai, Salang akan Bangun Hutan Desa

Baca Juga

Ruteng, Floresa.co – Sebastian Salang, salah satu bakal calon bupati Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur berjanji akan membuat kawasan hutan desa.

Bila kelak mendapat kepercayaan dari masyarakat Manggaria dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Desember mendatang, maka ia akan mendorong desa-desa untuk memiliki hutan desa minimal satu hektar tiap desa.

“Hutan desa ini sangat bisa, yang penting ada komitmen kepala daerah. Jika ini berhasil, Anda bayangan dalam waktu satu tahun terdapat 162 hektar hutan baru di Manggarai,” ujar Sebastian di sela-sela aksi tanam bambu di Golo Lusang, Ruteng, Manggarai, Minggu (10/5) pagi bersama berbagai komunitas peduli lingkungan.

Sebastian telah memilih Hilarius Jonta sebagai pasangannya dalam Pilkada Manggarai tahun ini. Pasangan ini dikenal dengan akronomi Asri. Ia berharap melalui hutan desa, masyarakat semakin bisa menjaga kelesatarian lingkungan.

Ia menambahkan, dari hutan desa itu, warga diperbolehkan menebang pohon untuk bangunan rumah. Namun, sebelum menebang satu pohon, seseorang harus menanam puluhan pohon pengganti.

“Di desa-desa sudah terjadi krisis air minum. Jawabannya ya hutan desa ini. Asalkan ditumbuhkan rasa memiliki dan rasa mencintai hutan di kalangan masyarakat,” ujarnya.

Golo Lusang Kawasan Penyanggah Air Kota Ruteng

Beberapa penggerak komunitas hutan mengatakan kepada sejumlah awak media di Golo Lusang, gunung tersebut merupakan kawasan penyanggah air untuk kota Ruteng dan sekitarnya yang harus dijaga kelestariannya.

Berbagai komunitas peduli lingkungan yang terlibat dalam aksi tanah bambu bersama di Golo Lusang, diantaranya, Barisan Anak Kreatif Institut (Bangkit), Mapala STKIP, OMK Paroki Cewonikit, Komunitas Pencinta Kuni Agu Kalo, Komunitas Pencinta Ruteng, Muda Mandiri, Yayasan Tunas Jaya, dan Spektrum.

“Kita menghadapi realita kota Ruteng makin hari makin terancam krisis air. Salah satu tanggung jawab kita sebagai warga adalah membangun kesadaran untuk selamatkan lingkungan terutama di Golo Lusang sebagai kawasan penyanggah air,” ujar Tommy Hikmat salah seorang dari komunitas tersebut.

Andre Winokan, warga lainnya menambahkan kegiatan yang mereka lakukan mungkin hal kecil jika dibandingkan dengan yang telah dibuat banyak orang. Namun, ia berharap hal itu menggerakkan banyak orang untuk melakukan hal yang sama.

Tanpa mengesampingkan tanaman kayu, Andre menjelaskan tanaman bambu memiliki kelebihan dalam hal konservasi. Dalam lima tahun, tanaman bambu sudah memberikan fungsi konservasi. Penelitian menunjukan, bambu memiliki kandungan air yang lebih tinggi.

“Setiap hektar bambu itu menyimpan 36.000 liter air selama musim hujan dan itu akan dilepas dengan sendirinya pada musim kemarau. Jadi ngapain kita buat embung dengan biaya mahal untuk tampung air hujan” ujar Andre.

Selain fungsi konservasi, tanaman bambu ternyata memberi manfaat ekonomis yang sangat tinggi. Bambu disebutnya sebagai emas hijau. Bambu bisa dijadikan bahan kerajinan, bangunan, bahkan untuk insdustri tekstil. Harga bambu pun diprediksi akan terus meningkat.

Untuk kerajinan, baru-baru ini Yayasan Tunas Jaya bekerja sama dengan Medco dan Bambu Indonesia menyelenggarakan pelatihan untuk 30 pemuda di Ruteng. Ke depan direncanakan pelatihan untuk masyarakat luas. (Ardy Abba/PTD/Floresa).

Terkini