NTT Terancam Alami Bencana Akibat Perubahan Iklim

Floresa.co – Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang sangat serius terhadap berbagai sektor riil di Nusa Tenggara Timur (NTT), diantaranya sektor pertanian dan perikanan, kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) NTT, I Wayan Darmawan.

“Pengaruh perubahan iklim terhadap sektor pertanian bersifat multidimensional mulai dari aspek sumberdaya lahan dan air, infrastruktur hingga sistem produksi, kerentanan dan endemik penyakit yang akhirnya berdampak terhadap pembangunan di suatu wilayah,” ujarnya di Kupang, Senin (4/5/2015), sebagaimana dilansir Antara.

Ia mengatakan hal itu dalam Pelatihan Jurnalistik terkait Perubahan Iklim dan Dampaknya bagi NTT yang diadakan Kementerian Negara Lingkungan dan Kehutanan (Kemen LHK) dan Badan Peserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pembangunan dan Kependudukan (UNDP) serta Pemerintah NTT.

Menurut dia, dampak perubahan Iklim terhadap sektor kelautan dan perikanan, diantaranya kenaikan temperatur udara dan temperatur permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrim, perubahan pola curah hujan dan limpasan air tawar, perubahan pola sirkulasi angin dan arus laut kenaikan muka air laut.

“Apabila dampak itu tidak ditangani dengan baik, maka mempengaruhi kegiatan ekonomi dan kehidupan serta lingkungan pada tingkat lokal dan kerentanan wilayah merupakan hasil dari variasi kerentanan yang terjadi di tingkat lokal,” katanya.

Jadi, ia mengemukakan, solusinya peningkatan kewaspadaan dini terhadap bencana di masyarakat, memperkuat kajian kerentanan bencana dan penilaia resiko akibat adanya perubahan iklim, mengembangkan kerangka kebijakan, meningkatkan kerjasama sektor dan juga partisipasi masyarakat setempat.

Selain itu, ia juga menyatakan, kapasitas institusi untuk mengintegrasikan ketahanan iklim dalam pembangunan provinsi dan kabupaten/kota setempat yang berkelanjutan terbangun dan mata pencaharian masyarakat desa yang rentan terhadap perubahan iklim dapat diperkuat.

“Perubahan iklim menjadi salah satu isu strategis dalam pembangunan di NTT pemerintah provinsi menempatkan perubahan iklim pada kebijakan pembangunan,” ujarnya.

Ia menambahkan, penurunan dampak perubahan iklim hanya dapat dilaksanakan secara optimal melalui pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan. (Ari D/ARL/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini