Hari Kartini, GMNI Sikka Serukan Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

Maumere, Floresa.co – Memperingati hari Kartini yang dirayakan setiap 21 April, hari ini elemen mahasiwa yang bergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Sikka, Flores, NTT, menggelar aksi jalan sehat di dalam kota Maumere. Mereka menyeruhkan agar menghenatikan kekerasan terhadap kaum perempuan.

Aksi jalan santai ini dikuti sekitar 50 peserta, mayoritas adalah kaum perempuan. Kegiatan Jalan Sehat berlangsung Selasa (21/04/2015) dimulai sekitar pukul 07.00 WITA dari lapangan Kota Baru Maumere.

Para peserta yang hadir merupakan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP Muhamadiyah Maumere, BEM UNIPA, MA Aliyah dan aktivis dari GMNI Sikka.

Sambil berjalan santai mengelilingi kota Maumere, sepanjang perjalanan, para aktivis GMNI Sikka juga berorasi mengajak warga Kabupaten Sikka untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan.

Melalui orator Timoteus Jampur,GMNI Sikka mengharapkan kepada semua pihak khususnya penegak hukum di kabupaten ini untuk segera menuntaskan segala persoalan yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan.

“Sehingga kita kembalikan eksistensi kabupaten Sikka yang sesungguhnya yang menghormati eksistensi perempuan,” ujar Timo dalam orasinya.

Jalan Santai ini juga diselingi dengan aksi teatrikal yang dibawakan oleh 5 orang aktivis GMNI Sikka. Aksi teatrikal tersebut menggambarkan tindakan kekerasan pemukulan dengan cambuk oleh 4 orang laki – laki terhadap seorang wanita. Pantauan media ini, aksi teatrikal mengundang banyak perhatian warga untuk menyaksikan.

Ditemui di lokasi kegiatan, Ketua GMNI Sikka, Ferdinandus M. Toda mengatakan aksi teatrikal ini mau menggambarkan realitas keseharian dimana perempuan seolah dianaktirikan dan senantiasa ditindas dan dijajah oleh laki – laki.

Fred, begitu ia akrab disapa menegaskan perempuan adalah ibu, perempuan yang membuat isi dunia ini menjadi semakin banyak, justru semakin tersiksa oleh kaum lelaki.

“Budaya telah memaksa perempuan untuk diam dan tidak mampu bersuara, perempuan diwajibkan untuk melayani laki-laki. Padahal laki -laki tidak mungkin ada tanpa kehadiran seorang perempuan,” ujar Fred.

Fred menambahkan aksi jalan santai dengan tema mengusung tema “Mari Hentikan Tragika Perempuan “.

Dengan tema tersebut, GMNI Sikka menyerukan kepada seluruh perempuan kabupaten Sikka untuk berhenti menjadi pengemis. Saatnya perempuan bangkit dan berdiri melawan segala bentuk kekerasan dan ketimpangan keadilan di kabupaten ini.

“Perempuan harus berani untuk bersuara, membongkar segala bentuk pembungkaman yang dialami,” tegas Fred. (Mario Sina/PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini