Kepolisian Telusur Jaringan Teroris di Mabar

Baca Juga

Labuan Bajo, Floresa.co – Pasca penangkapan Syarifudin, salah satu teroris jaringan Santoso, Kepolisian Resort Manggarai Barat (Mabar), tengah menelusuri kemungkinan pelaku membangung jaringan baru di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jules Abraham, Kapolres Mabar mengatakan, kepolisian setempat tengah mendalami jaringan syarif.

“Kita mendalami ada tidaknya jaringan baru yang dimotori Syarif yang kemungkinan menjadi embrio munculnya tindakan radikal,” katanya seperti yang diberitakan SinarHarapan.co, Senin (20/4/2015).

Penelusuran, jelas Abraham, dimulai dengan menginterogasi E, istri pelaku teroris yang masih ada di Mabar. Kapan mengenal Syarif, kapan menikah, dan bagaimana pelaku bisa masuk ke desa tersebut. Namun, pemeriksaan E bukan untuk proses hukum.

Seperti diketahui, setelah Syarif menembak Kapolsek Ambalawi  Bima, Nusa Tenggara Barat, Iptu Abdul Salam pada 18 Agustus 2014 lalu, lalu ia lari ke sejumlah daerah termasuk Poso, Sulawesi Tengah sebelum pergi ke Mabar sejak tiga bulan terakhir. Di sana, Syarif sembunyi di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten Mabar dan menikah dengan E.

Menurut AKB Jules, polisi juga terus memperketat pengamanan pintu-pintu masuk ke Labuan Bajo seperti pelabuhan dan lapangan udara untuk mencegah kembali masuknya anggota jaringan teroris ke daerah itu.

“Kita meningkatkan pengamanan untuk deteksi dini tindakan radikalisme,” ujarnya.

Salah satu kegiatan yang saat ini tengah dilakukan polisi ialah turun ke desa-desa untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai gerakan radikal. Ia mengatakan, secara berkala polisi menggelar razia di beberapa lokasi strategis termasuk di pelabuhan udara dan laut.

Sementara itu Kabid Humas Polda NTT AKB Agus Santoso mengatakan, anggota Polres Manggarai Barat juga menelusuri kemungkinan tersangka teroris tersebut membawa senjata api dan disembunyikan di Manggarai Barat. “Tetapi sejauh ini belum ada temuan senjata api,” ujarnya. (Ario Jempau/ARJ/Floresa).

Terkini