Begini Cara Warga Desa Nirangkliung Mencegah Kematian Ibu Karena Melahirkan

Baca Juga

DSC_0235
Warga bergotong royong membangun Rumah Tunggu

Maumere, Floresa.co – Sabtu (21/02/2015), siang, halaman belakang Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Nirangkliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores, ramai didatangi warga. Mereka rupanya sedang  membangun sebuah rumah kecil.

Ukuran hanya 3×6 meter dengan 2 kamar tidur dan 1 dapur. Ukurannya memang mungil dan tampilannya sederhana.  Tapi rumah ini diharapkan bisa mencegah kematian ibu hamil akibat melahirkan. Itulah Rumah Tunggu bagi hamil.

Rumah ini dibangun khusus   diperuntukkan sebagai tempat persinggahan sementara bagi ibu-ibu hamil di desa yang hendak melahirkan.  Harapannya, lima hari sebelum perkiraan melahirkan, ibu hamil sudah berada di Rumah Tunggu itu. Sehingga risiko buruk saat melahirkan bisa dicegah.

Lokasinya senagaja berdekatan dengan Pos Kesehatan Desa (Poskedes) dimana bidan tinggal. Tak jauh dari situ juga terletak kantor desa.

Siang itu, selain membabun rumah tunggu bagi ibu hamil, warga juga sibuk merapikan lembaran pelepah bambu untuk dipasang menggantikan dinding Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang sudah reot.

Jadi, warga desa Nirangkliung hari itu bersatu padu membangun Rumah Tunggu bagi ibu hamil  serta merehabilitasi bangunan Poskesdes.

Tak hanya meyumbang tenaga, semua material lokal seperti bambu dan tiang kayu secara swadaya juga dikumpulkan warga. Pihak desa hanya mempersiapkan uang sebesar Rp 1,2 juta untuk membeli seng dan paku.

“Sesuai kesepakatan warga, saat terima beras miskin (raskin) setiap warga diminta untuk membawa satu lembar pelepah bambu. Jadi, total semua ada 800 lembar pelepah bambu,“ ujar Kepala Desa Nirangkliung,Servasius Yoseph, yang ditemui halam kantor desa Sabtu (21/02/2015).

Servasius sendiri yang mengomandani para warga bekerja hari itu. Pria berusia 54 tahun ini mengatakan pembangunan rumah tunggu bagi ibu hamil ini sangat penting sebagai antisipasi terjadinya risiko buruk akibat mealirkan.

“Dalam 4 bulan terkahir ini sudah 4 orang ibu hamil yang terpaksa melahirkan di jalan,“ujarnya.

Pantauan Floresa.co di lokasi, Desa  Nirangkliung memang sudah memiliki sebuah Poskesdes. Sayangnya, sebagian ruangan di Poskesdes ini juga ditempati sebagai rumam tinggal oleh bidang desa. “Jelas ini tidak memadai,’ujar Servasius.

Karena itulah kepala desa bersama warga berinisiatif untuk membangun ruamh khusus bagi ibu hamil yang hendak melahirkan. Menurut aturan, Rumah Tunggu biasanya hanya dibangun di Puskesmas atau berlokasi di ibukota kecamatan. Bukan pada sebuah wilayah desa.

Saat ini sejalan dengan program pemerintah Revolusi Kesehatan Ibu Anak maka diwajibkan pada setiap puskesmas memiliki sebuah Rumah Tunggu. Kendati begitu, untuk tingkat desa tidak perlu ada fasilitas penunjang seperti itu.

Mengingat faktor kebutuhan yang mendesak di desa, ditambah lagi luas wilayah desa dengan topografi yang berbukit – bukit maka resiko Ibu hamil yang melahirkan di jalan sangatlah besar.  Akhirnya setelah bermusyawarah dengan warga desa disepakati bersama untuk membangun sebuah Rumah Tunggu.

Rumah Tunggu ini terkhusus diperuntukkan sebagai rumah persinggahan sementara Bagi Ibu Hamil sebelum dirujuk ke Puskesmas Nita. “ Jadi, perkiraan lima hari akan melahirkan, si ibu sudah harus tinggal di Rumah Tunggu “ kata Bidan Desa Nirangkliung, Bidan Bernadina Suru Boro (28) menambahkan.

Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Bidan Dina ini mengungkapkan pada kasus kehamilan yang berisiko tinggi jelas perlu penanganan di faslilitas kesehatan yang memadai. Karena itu, beberapa hari sebelum bersalin, ibu hamil sudah harus berada di dekat fasilitas layanan kesehatan.

Keberadaann rumah tunggu bagi ibu hamil sebelum bersalin pun menjadi sangat penting. “Jelas membangun Rumah Tinggal ini upaya nyata mempercepat turunnya angka kematian ibu dan anak “ ujar Bidan Dina.

Hal senada juga diungkapkan Kades Servasius, menurutnya, rumah tunggu yang dibangun secara swadaya bersama seluruh warga desa ini memang sederhana, tetapi baginya ini sebuah inisiatif awal yang baik untuk menolong ibu hamil yang akan melahirkan. “Inisiatif ini supaya ibu hamil bisa datang lebih awal dan bersitirahat disini “ jelasnya.

Selaku kepala Desa, ia mengharapkan pemerintah kabupaten bisa menanggapi usulan warga untuk juga dibangunkan sebuah poskesdes yang permanen. Ia mengaku usulan untuk membangun Poskesdes sudah diusulkan tujuh tahun lamanya melalui Musrenbang  tetapi sampai hari ini belum juga ditanggapi.

“Lokasi sudah kami siapkan, surat pelepasan hak sudah ditandatangani dan kami sudah serahkan ke Dinas Kesehatan “  ungkapnya.

Servasius menambahkan untuk mendukung suksesnya program revolusi kesehatan ibu dan anak dukungan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai sangatlah penting.

Menurut Servasius, selain membangun Rumah Tunggu dan merehab dinding Poskesdes, kelebihan material lokal berupa lembaran pelepah tadi, juga akan disumbangkan untuk membangun Asrama Darutat bagi siswa/i kelas III yang akan mengikuti ujian akhir nasional di SMP Negeri II Nita yang berada di wilayah Desa Nirangkliung.(Mario Sina, Kontributor Floresa.co di Sikka).

 

 

Terkini