Keluarga Hendrikus Pion Kecewa dengan Penyelidikan Polres Manggarai

Kondisi jasad Hendrikus Pion Makung, saat ditemukan di kawasan Golo Lusang., Senin (17/11/2014).
Kondisi jasad Hendrikus Pion Makung, saat ditemukan di kawasan Golo Lusang., Senin (17/11/2014).

Floresa.co – Keluarga Hendrikus Pion Makung (60) warga Bahong, Kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan tidak puas atas penyelidikan Polres Manggarai terkait kematian Hendrikus yang tidak wajar.

Menurut hasil otopsi tim di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, tidak ditemukan bukti tindak kekerasan di jenazah Hendrikus, yang ditemukan tidak bernyawa di Golo Lusang, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong pada Selasa, 17 November tahun lalu. (Baca: Tujuh Hari Menghilang, Hendrikus Ditemukan Tewas di Golo Lusang)

Vinsensius Pion Makung, putra Hendrikus menyatakan kecewa atas hasil otopsi itu yang berlangsung di bawah kendali Polres Manggarai.

Sebagaimana dilaporkan Binpers.com, Rabu (28/1/2015), Vinsen menyatakan melapor kasus ini ke sejumlah instansi dan tokoh penting di Jakarta, termasuk Presiden Joko Widodo.

Vinsen mengaku, pihaknya akan mencari keadilan sampai kasus ini tuntas diselesaikan dengan seadil-adilnya.

Ia menegaskan, tekadnya menghubungi instansi di Jakarta, karena sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan surat pemberitahuan hasil penyidikan serta surat hasil otopsi dari Polres Manggarai. (Baca: Hasil Otopsi Jasad Hendrikus, Polisi Tidak Temukan Bekas Hantaman Benda Tumpul)

“Saya sangat kecewa sampai sekarang saya belum dapat surat pemberitahuan tentang hasil penyidikan almarhum Papi dan surat hasil otopsi Papi. saya anak dari almarhum Hendrikus Pion Makung tidak akan berhenti mencari keadilan,” kata Vinsen.

Ia menjelaskan dirinya juga sudah menyurati media-media nasional serta pimpinan Gereja Keuskupan Ruteng, Mgr Huber Leteng Pr.

Merespon hal ini, Brigpol Anadab Adonis, penyidik di Polres Manggarai yang menangani kasus kematian Hendrikus mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada keluarga korban melalui anak perempuan Hendrik di Labuan Bajo untuk dikirim kepada keluarga di Surabaya.

Selain dikirim melalui putri korban, sambung Adonis, surat juga telah dikirim melalui perusahan jasa pengiriman Tiki ke Surabaya.

Sebagaimana diberitakan Floresa.co sebelumnya, jasad Hendrikus ditemukan warga yang sedang mencari kayu api di Golo Lusang.

Menurut pengakuan Hubertus Jonga, keponakan korban, seminggu sebelum ditemukan, Hendrikus menelpon untuk meminjam motor miliknya. (Baca: “Om Hendrikus Orang Baik, Berjiwa Sosial)

Kata Hubertus, Hendrikus yang berdomisili di Surabaya memberitahukan akan pergi bertamu ke rumah teman lamanya saat di Surabaya. Teman itu tinggal di Ringkas, sebuah kampung di Kecamatan Cibal.

“Usai menelpon, saya langsung menyerahkan motor itu,” tutur Hubertus, kepada Floresa.co di Rumah Sakit Umum (RSUD) Ruteng, Selasa (18/11/14).

Di hari itu juga, demikian Hubertus, dompet pamannya itu ditemukan oleh orang Jawa yang sedang berjualan Bakso di Wae Garit, sekitar 500 meter dari Kampung Bahong.

Melihat alamat KTP dan SIM di dalam dompet tersebut, penjual bakso tersebut menyerahkannya ke warga dari Kampung Bahong yang kemudian mengantarnya ke rumah Hendrikus.

Saat itu, Hubertus dan keluarga tak menduga bahwa korban akan hilang sebab ia dikabarkan pergi ke Ringkas.

Hubertus dikabarkan oleh pihak Kepolisian Resort Manggarai bahwa pamannya yang juga mantan Kepala sekolah SMA Negeri 3 Surabaya itu ditemukan tewas.

Saat ditemukan, motor Supra X 125 bernomor polisi EB 3433 MB milik Hubertus yang dibawa korban berada dalam kondisi aman di semak-semak belukar. (ARL/Floresa)

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini