Mahasiswa Korban Pembunuhan Di Alor Tak Punya Rekam Jejak Buruk

 

Yosten Illu, Mahasiswa Universitas Tribuana, Kalabahi, Alor yang dibunuh orang tak dikenal pada Kamis malam (15/1/2015)
Yosten Illu, Mahasiswa Universitas Tribuana, Kalabahi, Alor yang dibunuh orang tak dikenal pada Kamis malam (15/1/2015)

Kalabahi, Floresa.co – Yosten Illu, mahasiswa Universitas Tribuana Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur yang menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal pada Kamis malam (15/1/2015) tidak memiliki catatan buruk baik di kampus maupun dalam pergaulan di masyarakat.

“Dia secara akademik dan sosial baik. Dalam pergaulan di masyarakat juga tidak ada masalah, kami sudah tanya di teman-temannya yang satu kos, dia tidak ada masalah dengan orang-orang dari luar,”ujar rektor Universitas Tribuana Fredrik A. Kande, S.Pd, M.Pd kepada Floresa.co, Selasa (20/1/2015).

Pihak kampus kata dia mengutuk keras peristiwa pembunuhan yang terjadi terhadap Yosten Illu. Apalagi mahasiswa semester lima tersebut dibunuh dengan cara kejam dan tak berprikemanusiaan. “Cara-cara seperti ini menunjukan tidak lagi penghargaan terhadap martabat manusia,”ujarnya.

Yosten kata Fredrik mengambil jurusan Ilmu Pendidikan Teologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada semester ini, dia sedang mengambil cuti karena tidak mampu membiayai kuliahnya.

Dia pun bekerja sebagai kondektur. Pada malam naas, Kamis malam sekitar pukul 23.00 WITA Yosten sedang duduk di teras rumah majikannya setelah membersihkan mobil dimana dia menjadi kondekturnya.

Kemudian ada tiga orang lewat di depan rumah itu. Tapi tak berapa lama kemudian, mereka kembali lagi.

“Ternyata mereka langsung masuk dan mengayunkan golok, parang,” cerita seorang warga yang mengaku kenal baik dengan korban.

Selanjutnya, Yosten, pemuda asal Kecamatan Pantar ini lari ke dalam rumah. Di dalam rumah, dia terus dibantai dengan golok.

Yosten kemudian lari, masuk ke sebuah kios di samping rumah. Para pelaku tetap mengikuti dan tak henti-hentinya membantai Yosten.

“Kemudian dia berteriak lari ke luar (rumah. Sampai di luar pun, dia dibantai di tengah jalan dan dipukul dengan benda tumpul. Dia mengalamai pendarahan yang luar biasa”, kata sumber itu.

“Di tangannya ada bekas (pukulan) kayu dan parang. Hidungnya terpotong dengan parang. Pada akhirnya dia tidak tertolong.”

Pihak kampus Universitas Tribuana sudah mendesak kepolisian untuk segera megejar dan menangkap pelaku pembunuhan sadis ini. Selain itu, pihak kampus juga meminta pemerintah daerah Kabupaten Alor segera mengambil langkah serius karena peristiwa pembunuhan sudah terjadi tiga kali sejak akhir Desember 2014 lalu. (PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini