“Semoga Dengan Dana Desa, Tak Ada Lagi Orang Manggarai yang ke Malaysia”

Tenaga Kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Timur dihadirkan dalam konferensi pers Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), di Kantor BNP2TKI, Jakarta, Selasa (6/1/2015). Lima orang TKI tersebut dibebaskan oleh BNP2TKI setelah disekap di Perumahan Villa Nusa Indah, Jalan Blok T, Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. (Foto: Tribunnews.com)
Tenaga Kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Timur dihadirkan dalam konferensi pers Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), di Kantor BNP2TKI, Jakarta, Selasa (6/1/2015). Lima orang TKI tersebut dibebaskan oleh BNP2TKI setelah disekap di Perumahan Villa Nusa Indah, Jalan Blok T, Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. (Foto: Tribunnews.com)

Ruteng, Floresa.co – Kabar mengejutkan datang dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau menjelang tutup tahun 2014 lalu. Enam warga desa Lando, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai dilaporkan tenggelam dari kapal cepat yang mereka tumpangi ketika hendak diselundupkan ke Malaysia oleh agen tenaga kerja yang merekrut mereka.

Mereka adalah Maksimus Janggut, Fidelis Daiman, Vinsesius Dedi, dan Hironimus J. Kemudian, Lasarus Danggang dan Sumar.

Kabar tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga, terutama keluarga Lasarus Danggang dan Sumar, karena keduanya tidak selamat dalam insiden yang terjadi pada Selasa, 30 Desember 2014 itu.

Tak hanya keluarga, Kepala Desa Lando, Markus Sema juga mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya Lasarus dan Sumar. Markus mengatakan dirinya mengetahui rencana keberangkatan enam warganya itu ke Malaysia. Tapi dia tak kuasa mencegahnya, karena mereka pun tak pernah meminta surat keterangan dari desa.

Dua korban yang meninggal itu sudah dikuburkan di kampung halaman mereka di Wae Nggeng, Desa Lando, Kecamtan Cibal. Sedangkan, empat yang lain, setelah sempat sebelumnya tidak jelas keberadaanya, menurut Markus Sema, sekarang sudah berada di rumah keluarga di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Sebelumnya, kata Markus, empat orang yang selamat itu, disembunyikan oleh agen atau tekong di sebuah pulau di dekat pelabuan Brakit, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

“Saya mendapat kabar sekarang mereka sudah berada di rumah keluarga di Tanjung Pinang,” ujarnya ketika berbincang degan Floresa.co, Minggu (11/1/2015).

Markus berharap agar keempat orang yang selamat ini kembali lagi ke Manggarai secepatnya. Dia mengatakan tahun ini dana desa sudah mulai dicairkan dan dipastikan akan banyak proyek yang dikerjakan di desa.

“Saya berharap dengan adanya dana desa ini tak ada lagi orang Manggarai yang ke Malaysia menjadi TKI,” ujar Markus.

Tahun ini, kata dia, Desa Lando mendapat alokasi dana desa sebanyak Rp 351 juta lebih. Sebanyak 70% dana tersebut kata dia akan digunakan untuk pembangunan fisik di desa yang sudah pasti akan melibatkan tenaga kerja di dari desa juga.

“Nanti dana desa ini yang kerja proyeknya orang desa asli,” tegasnya.

Harapkan Markus Sema boleh jadi menjadi harapkan banyak orang Flores pada umumnya. Pasalnya, selama ini banyak orang dari desa-desa di Flores, NTT yang meninggalkan desa dan merantau menjadi tenaga kerja kasar di Malaysia.

Sebagian dari mereka ada yang bernasib baik di sana. Tetapi tak sedikit yang tak beruntung. Bahkan, ada yang berakhir tragis.

Tak sedikit laporan tentang kematian TKI asal NTT di Malaysia. Semoga kabar duka meninggalnya dua calon TKI asal Cibal pada penghujung tahun 2014 lalu tak terulang lagi. (PTD/Floresa)

spot_img
spot_img

Artikel Terkini