Guru di Matim Wacanakan Boikot UN 2015

UNFloresa.co – Para guru di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana memboikot Ujian Nasional (UN) 2015, lantaran kecewa dengan jumlah honor UN 2014 yang mereka terima.

Salah seorang guru di SMA Negeri I Borong  mengatakan, untuk UN 2014 pemerintah daerah hanya membayar honor sebesar Rp 175.000.  Padahal di 2013 lalu, jumlah honor yang mereka terima mencapai Rp 525.000.

Karena jumlahnya disunat, menurut guru tersebut, banyak sekolah yang tidak mau mengambil honor.

“Memang ada beberapa sekolah yang sudah ambil tetapi setahu saya banyak yang kecewa,” ujarnya ketika berbicang dengan Floresa.co, Rabu (7/1/2015).

Bahkan dari perbicangan di sekolahnya, kata dia, beberapa guru mewacanakan untuk memboikot UN 2015.

Apalagi, kata dia, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahrga (PPO) tidak memberikan penjelasan asalan dipotongnya uang honor tersebut.

“Tanpa penjelasan dari  PPO, makanya ada ide dari beberapa teman mau boikot UN 2015,” ujarnya.

Pengakuan guru di Borong itu juga sama dengan yang diutarakan oleh guru di SMP Negeri I Bealaing, Poco Ranaka.

Guru tersebut yang juga minta namanya tidak disebut mengatakan, bagaimana mungkin mereka mengambil dana Rp 175.000, sementara jumlah biaya yang mereka keluarkan dari kantong sendiri untuk transportasi selama mengawasi UN mencapai Rp150.000.

Saat UN kali lalu, guru ini mengawas di salah satu sekolah yang terpencil di Poco Ranaka, sehingga ia harus mengeluarkan biaya banyak selama bertugas.

Ia mengaku, tidak akan mau lagi menjadi pengawas untuk UN tahun ini.

Para guru yang dihubungi Floresa.co meminta nama mereka tidak disebut karena takut dengan atasan di lingkup Pemda Matim yang menurut mereka, kerap memanggil dan mengancam guru-guru yang kritis.

Floresa.co, belum bisa meminta penjelasan dari Dinas PPO terkait hal ini, berhubung hari ini mereka sedang mengikuti upacara pelantikan pejabat eselon di lingkup Pemda Mati). (PTD/ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini