Jawab Pertanyaan Juri, Siswa SMP Sanpio Tampil Percaya Diri

Agustinus Jaksu, Pemimpin Redaksi Tunas sedang menjawab pertanyaan juri. (Foto: Fr Johnny Dohut OFM)
Agustinus Jaksu, Pemimpin Redaksi Tunas sedang menjawab pertanyaan juri. (Foto: Fr Johnny Dohut OFM)

Yogyakarta, Floresa.co – Tiga siswa SMP Seminari Kisol (Sanpio), Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ikut dalam perlombaan karya jurnalistik tingkat nasional tampil mengesankan saat mempresentasikan materi di hadapan para juri.

Mereka pun mampu menjawab semua pertanyaan dengan percaya diri setelah membawakan materi dalam acara lomba yang digelar di Hotel UNY Yogyakarta, Kamis malam (20/11/2014).

Tiga orang siswa SMP Sanpio, antara lain, Agustinus Jaksu (Tino, pemimpin redaksi), Nikodemus Sugiyandi Adas (Andi, bagian design) dan Paskalis Gratias Domini (Greis, tata letak) merupakan pengurus buletin Tunas, yang diterbitkan oleh SMP Sanpio. Buletin ini terpilih sebagai satu satu finalis dalam lomba yang digelar oleh Kementerian Pendidikan. Tunas, satu-satunya karya jurnalistik remaja asal NTT yang terpilih.

Dalam sesi tanya jawab dengan juri, ada satu hal menarik. “Mereka sempat kebingunan mendengar pertanyaan salah satu juri”, kata Fr Johnny Dohut OFM, pendamping para siswa.

Ia mengatakan kepada Floresa.co, juri tersebut bertanya, “Mana tulisan kamu di sini?”, sambil menunjuk buletin Tunas.

Frater Johnny menjelaskan, kesan mereka, juri yang bertanya tersebut seolah-olah menganggap buletin yang dilombakan harus dihasilkan oleh staf redaksi.

“Juri yang satu itu menuntut begitu rupa dan hendak memastikan apakah ada tulisan mereka dalam buletin yang dipresentasikan”, katanya.

Namun, kemudian, dengan yakin, Tino, selaku Pemimpin Redaksi segera menjelaskan tugas mereka sebagai tim redaksi.

“Kami mengumpulkan tulisan dari teman-teman dan mengolahnya untuk pada akhirnya layak diterbitkan dalam buletin ini,” katanya.

Ia kembali menjelaskan, “Saya menulis reis.”. Reis, kata dalam Bahasa Manggarai yang bertari “sapaan”, merupakan nama untuk kolom editorial di Tunas.

Setelahnya Andi memperkenalkan diri sebagai ‘tukang gambar’ sambil menunjukkan karyanya yang dijadikan gambar sampul buletin Tunas.

Giliran Greis ditanya, dengan mantap ia menjawab, “Saya menulis hasil mewawancara di halaman terakhir”.

Frater Johnny mengatakan, awak Tunas tidak kehilangan akal menjawab pertanyaan juri.

“Di samping itu mereka menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri”, katanya.

Ia menambahkan, sebagai pendamping, dirinya merasa pertanyaan salah seorang juri itu cukup mengganggu.

“Seakan-akan tiga utusan tim redaksi ini hadir untuk mempertanggungjawabkan karya jurnalistik pribadi mereka. Padahal peran tim redaksi sangat jelas diuraikan oleh Tino sebagai Pemred”, katanya.

Sesi presentasi yang dilakukan Kamis, merupakan tahap pertama dari dua tahap yang mesti dilalui peserta lomba. Mereka masih harus melewati tahap kedua, yaitu membuat karya jurnalistik hasil liputan dalam kunjungan ke Monumen Jogja pada hari ini, Jumat.

Kegiatan perlombaan ini yang untuk pertama kalinya deselenggarakan secara nasional diikuti 50 utusan kabupaten dari serta provinsi.

“Mereka diseleksi dari 356 sekolah yang mengirim buletinnya. Tunas masuk dalam hitungan 50 finalis. Peserta satu-satunya dari NTT”, kata Fr Johnny.

Ia menambahkan, para peserta akan memperebutkan tiga posisi emas, lima perak, dan tujuh perunggu. (ARL/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini