Ini Profil Wilmar, Perusahan yang Hendak Bangun Pabrik Gula di Matim

WilmarFloresa.co – Wilmar International Limited tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini, sedang mencari lahan seluas 10.000 hektare untuk membangun pabrik gula berbasis tebu.

Bupati Matim, Yoseph Tote, sudah bersedia membuka pintu bagi Wilmar.

Menurut Tote lahan yang dibutuhkan Wilmar untuk bangun pabriknya tersedia di Manggarai Timur. Hanya saja, menurut Tote perlu dilakukan penelitian apakah kondisi tanah di Manggari Timur cocok untuk perkebunan tebu.

Itu artinya, ada secercah harapan bagi Wilmar untuk merealisasikan rencana investasinya di NTT.

Tapi, siapa Wilmar? Menurut situs resmi perusahaan, Wilmar didirikan pada tahun 1991 dan tercatat sebagai perusahaan publik (listed company) di bursa efek Singapura. Pendirinya adalah Martua Sitorus, orang Tionghoa kelahiran Medan yang oleh oleh majalah Forbes dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia pada tahun 2014 dengan nilai kekayaan 1,7 miliar dollar AS.

Berdasarkan laporan tahunan Wilmar tahun 2013, Martua Sitorus menduduki jabatan Wakil Ketua Eksekutif di Wilmar.

Bisnis utama Wilmar adalah  budidaya kelapa sawit, pengolahan & penyulingan Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menjadi minyak goreng, lemak nabati khusus, oleochemicals, biodiesel dan pupuk.

Saat ini unit-unit bisnis Wilmar beroperasi di lebih 20 negara di empat  benua, dengan fokus di  Indonesia, Malaysia, Cina, India dan Eropa. Perkebunan sawit terbesar yang dimiliki perusahaan ini terdapat di Indonesia dan Malaysia. Dari total 241.048 hektare lahan kelapa sawit yang dimiliki Wilamar per 31 Desember 2013, 71% berlokasi di Indonesia, sisanya 24% di Malaysia Timur dan 5% di Afrika.

Selain mengoperasikan lahan sawit milik sendiri, di Indonesia Wilmar juga memiliki 41.037 hektar lahan sawit dengan skema plasma yaitu lahan sawit milik masyarakat tapi sawitnya dijual ke Wilmar.

Di Indonesia, Wilmar memiliki lebih dari 100 unit unit bisnis yang tersebar di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, diantaranya, 40 lokasi perkebunan sawit, 25 pabrik pengolahan sawit, 4 pabrik oleochemical, 8 pabrik biodisel dan dua pabrik pupuk PNK Mahkota.

Wilmar juga memiliki unit bisnis gula. Bisnis gula Wilmar mencakup perkebunan tebu, penggilingan tebu untuk menghasilkan gula mentah  (raw sugar) dan pengolahan gula mentah menjadi food grade. Pabrik gula ini juga menghasilkan produk sampingan berupa etanol dan pupuk.

Bisnis gula Wilmar antara lain beroperasi di Australia dan Selandia Baru. Di Australia, ia memiliki 8 pabrik penggilingan tebu menjadi gula mentah. Sedangkan pabrik pengolahan gula mentah menjadi food grade berjumlah 5 unit yang tersebar di Australia dua unit, satu unit di Selandia Baru dan dua unit di Indonesia.

Apakah Matim akan menjadi wilayah operasi baru Wilmar? Kita tunggu langkah selanjutnya. Tapi yang paling penting adalah kehadirannya bukan cuma untuk mencaplok lahan masyarakat, tetapi membawah kesejahteraan bagi masyarakat Matim.

Mengutip Ketua DPRD Matim, Lucius Modo, siapa pun investor, kita terima sejauh mereka datang untuk memberdayakan masyarakat bukan memperdaya masyarakat. (PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini