Tudingan JPIC SVD Terlibat Konspirasi dengan Perusahan Tambang Ramai Dibahas di Media Sosial

Warga Tumbak sedang berada di lahan mereka yang hendak ditambang oleh PT Aditya Bumi Pertambangan (Foto: Floresa/Irvan Kurniawan)
Warga Tumbak sedang berada di lahan mereka yang hendak ditambang oleh PT Aditya Bumi Pertambangan (Foto: Floresa/Irvan Kurniawan)

Ruteng, Floresa.co – Salah seorang pemilik akun Facebook dengan nama “Royes Bacara” terus menyampaikan tuduhan bahwa JPIC SVD, salah satu kelompok tolak tambang di Manggarai Raya terlibat dalam konspirasi dengan pihak perusahan tambang.

Berdasarkan pantauan Floresa, Royes yang mengaku pernah menjadi staf JPIC SVD dan baru membuat akun Facebook pada 7 Agustus lalu, hampir selalu membuat postingan yang mengkritik pihak JPIC SVD.

Ia misalnya, mempersoalkan cara kerja JPIC dalam mengadvokasi kasus tambang di Tumbak, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, yang menurutnya justeru membuat masyarakat makin sulit.

Dalam sebuah postingan yang menyertakan sebuah foto warga Manggarai Timur, Royes menulis:

Kasian mereka…orang yg nikmati enak mereka yang nikmati susahnya. Memang mereka tdk berdaya karena ketidaktahuan mereka. Mereka “dieksploitasi” demi rupiah dari donatur. Mereka dipenjara bahkan mereka seperti diperas. Mereka dijadikan komoditas unggulan untuk meraup rupiah dan popularitas kelompok tertentu. Orang-orang beranggapan bahwa ” MASALAHMU BISNIS KU “. …STOP EKSPLOITASI MEREKA…mereka tidak berdaya …dimanakah naluri kalian????

Kritikan Royes juga kerap menyasar langsung Pastor Simon Suban Tukan SVD, Kordinator JPIC SVD.

Ia sempat menyebut Pastor Simon sebagai Pilatus, karena dianggap mencuci tangan terhadap kasus yang saat ini sedang dihadapi Marianus Kisman atau Bobek.

Bobek, yang menurut Royes merupakan orang dekat Pastor Simon sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Manggarai pada 14 Agustus lalu dan kini sudah ditahan.

Ia dituduh melakukan upaya penggelapan uang milik PT. Aditya Bumi Pertambangan (ABP), sebuah perusahan tambang yang beroperasi di wilayah Tumbak dan sekitarnya sejumlah Rp. 5 juta.

Informasi yang dihimpun Floresa, tidak lama setelah Bobek dilapor ke polisi oleh PT ABP, Pastor Simon menyampaikan pengumuman di Facebook dan juga di surat kabar harian Flores Pos, yang menjelaskan bahwa Bobek bukan staf JPIC SVD dan sudah diberhentikan pada tahun lalu. Karena itu, demikian isi pengumuman tersebut, semua persoalan yang menimpah Bobek, bukan urusan JPIC SVD.

Merespon pengumuman tersebut, Royes menulis di Facebook-nya, di mana ia menjelaskan kedekatan Bobek dengan pihak JPIC SVD.

Sdh diatas seratus kali mereka rapat di rmh saudara Bobek sejak 2010-2014 ini. Mohon jg dijelaskan alasan pemberhentian Bobek jangan karna Bobek berhadapan dgn hukum baru ambil sikap seperti pilatus. Jangan2 karena honornya Bobek tdk dibayar JPIC jadi dia tipu pengusaha tambang. Memang apes nasibnya Bobek ” motor sdh ditarik dealer penjara dinanti ” wahai Simon ” jangan menyangkal temanmu, akuilah sebagai teman seperjuangan sebelum Bobek BERKOKOK .”

Peringatan Royes bahwa Bobek akan berkokok, terbukti dalam postingan berikut:

“Akhirnya Marianus Krisman alias Bobek berkokok juga. Inilah hasil wawancara dengan Bobek tgl 14-08-2014 sehari sebelum ditahan di Polres Ruteng. Bobek mengatakan kalau oknum JPIC di Manggarai Raya ditunggangi kepentingan besar. Faktanya menurut Bobek bahwa beberapa waktu lalu oknum koordinator JPIC tersebut menerima hadiah mobil ranger dari seseorang untuk memuluskan kepentingan MENOLAK TAMBANG di Manggarai raya khususnya investor China. Kemudian mobil ranger tersebut dijual kepada JPIC dan sudah di balik nama pada tahun 2013dan uang tersebut digunakan untuk bangun rumah pribadi yang bersangkutan di kampung halamannya. Nyanyian Bobek ini didasari kekesalannya setelah dipecat lewat HU Flores Pos tgl 12-08-2014 oleh JPIC padahal menurut Bobek dia masih anggota aktif JPIC sampe sekarang. Buktinya sehari sebelum wawancara Bobek masih ikut rapat di kantor JPIC di pau Ruteng dan sehari sebelum vonis 2 warga Tumbak Bobek tidur di kantor JPIC tsbt. Menurut Bobek masih banyak teka-teki yg dia sembunyikan tentang JPIC diakhir wawancra Bobek mengatakan JPIC = Jaringan Pengacau Investasi China. Bobek juga menunjukan foto copy stnk pemilik pertama mobil ranger tsbut dan juga memberitahu nama pemilik baru mobil tersbut. Beleave or not?….bersambung,

Dalam status yang sama ia menambahkan sebuah foto STNK mobil ranger dan sebuah slip yang diduga kuat merupakan check-list penyerahan mobil oleh pihak pertama kepada pihak kedua.

Untuk diketahui, mobil ranger tersebut, kini dipakai Pastor Simon.

Menanggapi postingan Royes, pemilik akun yang bernama Yos Syukur menanyakan nama pemilik STNK mobil tersebut. “Atas nama siapa pemiliknya..,” tulis Yos Syukur. Pemilik akun Facebook lainnya atas nama Yukunda Huwa menuliskan, “Baru halaman pertama. Halaman berikut pasti akan dibuka satu per satu”.

Hingga berita ini diturunkan, Pastor Simon belum bisa dikonfirmasi Floresa.

Royes diperkirakan akan terus” bernyanyi”. Rabu kemarin misalnya, ia kembali menulis di statusnya, meski kali ini, ia tidak hanya menyerang JPIC SVD, tetapi juga JPIC Keuskupan Ruteng.

MK alias Bobek menyerukan agar JPIC SVD dan JPIC keuskupan Ruteng dibubarkan dengan alasan karena tidak tulus membela warga tolak tambang dan tidak ada transparansi soal dana advokasi dari donatur. Juga menurut Bobek sdh enam warga lingkar tambang yg sdh pernah dibui gara2 tolak tambang karena diadvokasi namun semua putusan hakim di pengadilan ruteng tidak ada upaya banding dari jpic, demikian ungkap Bobek saat diwawancara sehari sebelum ditahan polisi tgl 12 agustus lalu.

Siapa sebenarnya Royes? Yang jelas, dia pernah dekat dengan JPIC SVD dan terlibat dalam advokasi kasus tambang di Manggarai Raya. Meski validitas informasinya masih perlu diuji, namun keberaniannya menuding pihak JPIC SVD, kiranya membutuhkan respon cepat untuk mengklarifikasi, jika semua tuduhannya tidak tepat.

 

spot_img

Artikel Terkini