Warga di Ruteng Bentrok Rebut Lahan PDAM

Situasi bentrokan warga di Waso, Ruteng (Jumat, 11/7/2014). (Foto: Floresa/Ardy Abba)
Situasi bentrokan warga di Waso, Ruteng (Jumat, 11/7/2014). (Foto: Floresa/Ardy Abba)

Ruteng, Floresa.co – Warga kampung Waso, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat bentrok sesama warga merebut lahan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Ruteng, Jumat (11/7/2014).

Bentrokan ini terjadi berawal dari ulah Kanisius Laut, dkk yang berusaha merebut kembali lahan PDAM yang berlokasi di Lingko Wae Pong, Kampung Waso.

Pasalanya, lahan dengan luas 4 hektar lebih ini sudah dijual oleh pemilik dan seluruh warga kampung ke pihak PDAM pada tahun 1998 silam dengan harga Rp 17 juta.

Saat ini, lahan tersebut sedang dibangun pagar batas dengan lahan warga melalui sebuah proyek PDAM.

Menurut Thomas Ngatoh, salah seorang tokoh masyarakat Waso, Kanisius Laut, dkk telah memukul salah satu tenaga kerja proyek.

Ia menuturkan, Frans Jakung korban pemukulan Kanisius Laut, dkk merupakan adik kandung mereka.

Katanya, perjanjian saat penjualan lahan tersebut di tahun 1998 silam, tuan tanah mendapatkan uang tunai dan seluruh masyarakat Waso diberikan air gratis oleh pihak PDAM.

“Yang membuat ulah tadi ini keluarga mereka baru datang dari Bali. Yang mereka pukul tadi ini tuan tanah yaitu adik kandung saya. Mereka pagar tempat muat material proyek PDAM ini,” tutur Ngatoh kepada Floresa di lokasi kejadian.

Tak hanya memukul Frans Jakung, Kanisius Laut, dkk juga mengancam para pekerja proyek jika tetap melanjutkan pembangunan tersebut.

Mendengar Frans dipukul, puluhan keluarga Ngatoh membawa serta bilahan kayu datang hendak memukul Kanisius dkk  dan merusak rumah yang diduga kuat sebagai tempat setingan aksi Kanisus.

Beruntung kejadian ini cepat diamankan pihak Polres Manggarai. Polisi pun langsung mengamankan perseteruan dan Kanisius dkk diringkus ke Polres Manggarai.

Pantauan Floresa, pihak keluarga memecahkan beberapa kaca jendela rumah tersebut. Mereka mengobrak-abrik isi rumah sebelum petugas keamanan mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

spot_img

Artikel Terkini