Matim dan Mabar Diminta Manfaatkan Guru Lulusan STKIP yang Melimpah

Wakil Bupati Manggarai, Deno Kamelus
Wakil Bupati Manggarai, Deno Kamelus

Ruteng, Floresa.co – Melihat banyaknya lowongan penerimaan pegawai khususnya profesi guru, Deno Kamelus, Wakil Bupati Manggarai meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur (Matim) dan Manggarai Barat membuka peluang memanfaatkan tenaga guru lulusan STKIP St Paulus Ruteng.

Ia menyampaikan hal itu saat memberi sambutan mewakili pemerintah dalam acara wisuda sarjana pendidikan gelombang II STKIP St. Paulus Ruteng, hari ini, Sabtu (23/5/2014).

“Saya minta Matim dan Mabar resapkan tenaga guru tamatan STKIP Ruteng yang diwisudakan hari ini. Sebab Manggarai tumpuk pegawai,” tutur Deno.

Permintaan itu merupakan respon atas pernyataan Romo Gradus Janur, ketua Yayasan Sekolah Untuk Katolik Manggarai (Sukma) agar pemerintah mengakomodir lulusan STKIP St. Paulus Ruteng yang tiap tahunnya sangat banyak.

Gradus berharap STKIP Ruteng sebagai salah satu mitra dalam menyediakan tenaga kependidikan di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur) menjadi tenaga pengajar yang siap pakai oleh pemerintah di tiga kabupaten itu.

Namun Deno menerangkan, Manggarai yang merupakan kabupaten induk dari Matim dan Mabar sudah sangat sedikit membutuhkan pegawai khususnya profesi guru.

Kata dia, kabupaten yang sedang dipimpinya mengalami over load (pembekakan) pegawai,sebab saat Matim dan Mabar dimekarkan hanya sedikit pegawai yang didistribusikan di dua kabupaten itu.

Ia menjelaskan Matim saat dimekarkan dari Manggarai hanya 1.800 keseluruhan pegawai saja yang pindah ke kabupaten yang sedang dipimpin Yoseph Tote itu. Sementara saat itu pegawai di Manggarai sendiri masih sangat menumpuk, diperkirakan 3000-an pegawai.

“Saya berharap Matim laksanakan permintaan ini sesuai dengan arahan ketua Sukma Romo Gradus,” harap Deno.

Sementara itu, dalam acara wisuda 685 peserta itu, perwakilan Koopertis 8, I Nyoman Sucipt, menyatakan, STKIP Ruteng wajib melakukan riset dan pemetaan keberadaan lapangan pekerjaan bagi para alumninya.

Menurut dia, riset dibuat agar alumni Sekolah Tinggi itu tidak hanya berharap untuk menjadi pegawai negeri saja, tetapi mampu mengembangkan ilmu-ilmu yang dimiliki pada lapangan pekerjaan lain di masyarakat.

Menurut Sucipto, gelar sarjana yang dimiliki wisudawan-wisudawati tidak semata-mata berharap kepada pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja.

“Tetapi sebagai sarjana harus mampu berpikir besar untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan lapangan kerja sendiri”, kata Sucipto.

 

spot_img

Artikel Terkini