Kisah Pelarian Remaja Asal Jawa yang ‘Dijebak’ Jadi Wanita Penghibur di Ruteng

Floresa.co – Merasa dijebak oleh orang yang merekrut mereka untuk bekerja di Ruteng, dua gadis remaja asal Jawa dilaporkan melarikan diri.

Saat direkrut oleh YG, pemilik Kafe Sky Garden di Ruteng sekitar dua bulan lalu, remaja yang berusia 13 dan 15 tahun itu diiming-imingi untuk menjadi pelayan restoran, demikian menurut Kasat Reskrim Polres Manggarai, Satria Wira Yudha.

Namun, di Ruteng mereka dipaksa menjadi wanita penghibur, yang melayani pria dewasa.

Karena merasa telah dijebak, keduanya memutuskan lari pada Selasa malam, 16 Juli 2019.

Namun, yang berhasil lolos hanya yang berusia 13 tahun. Rekannya yang juga ikut lari menuju hutan berhasil ditangkap oleh petugas keamanan tempat hiburan malam itu.

Dari Ruteng, gadis 13 tahun itu memilih kabur ke Labuan Bajo dengan mobil travel.

Satria mengatakan, gadis itu tidak membawa uang maupun alat komunikasi seperti telepon seluler.

Kepada sopir, ia hanya meminta untuk diantar ke kantor polisi. Sopir travel itu pun mengantarnya ke Polres Mabar.

Mendengar laporan dari gadis itu, Polres Mabar kemudian menghubungi Polres Manggarai dan menyampaikan informasi terkait kasus itu.

Satria kemudian mengaku memerintahkan anggotanya untuk melacak keberadaan rekan korban di Kafe Sky Garden.

“(Tim) Buser sama piket dapat korban satunya lagi di situ, di Kafe Sky Garden,” katanya.

Pada malam itu juga, tambahnya, YG ikut diamankan.

“Setelah kita interogasi, mereka direkrut di Jakarta beberapa bulan lalu,” katanya, sambil menambahkan keterangan lain masih akan digali lebih lanjut.

Ia menjelaskan, karena lokasi dan waktu perekrutan dua remaja ini di Jakarta, pihak Polres Manggarai masih menelusuri lebih lanjut keberadaan orangtua mereka.

Ayah salah satu korban, kata dia, sudah meninggal, sementara ibunya minta supaya anaknya kembali.

BACA JUGA: Gadis Remaja Asal Jawa ‘Dijebak’ untuk Layani Pria Dewasa di Ruteng

Satria mengatakan, para biarawati Katolik di Ruteng dan Labuan Bajo yang ikut membantu penanganan korban menyatakan bersedia untuk memulangkan mereka.

“Kita juga masih koordinasi dengan Polres di mana mereka direkrut, apakah mereka di sana yang tangani atau mereka limpahkan ke kita,” katanya.

NJM/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.