Atasi Kelangkaan BBM di Labuan Bajo, Pertamina Aktifkan Pegiriman Jalur Laut

Labuan Bajo – Floresa.co – Mengatasi kelangkaan BBM di Labuan Bajo, Ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT akibat longsor yang menghantam beberapa titik Jalan Trans Flores, pihak Pertamina tengah mengambil langkah antisipasi yakni dengan mengaktifkan pengiriman melalui jalur laut.

Jalur suplai alternatif ini yakni dengan mengangkut mobil tangki BBM dari TBBM Reo dan Ende dengan menggunakan kapal ferry bekerjasama dengan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) ASDP Kabupaten Ngada, NTT melalui jalur laut Sawu.

“Kesepuluh mobil tanki tersebut akan membawa beberapa jenis BBM untuk kebutuhan di daerah terdampak. Antara lain tiga mobil dengan double kompartemen dijadwalkan membawa Pertamax 16 kl, Pertalite 48kl Premium sebanyak 16 KL dan Biosolar non subsidi sebanyak 16 KL. Kami siapkan juga 4 unit bridger untuk mensuplai Avtur 64 kl”, ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji.

Setelah menyalurkan BBM, kesepuluh mobil tanki tersebut akan kembali diangkut dengan kapal ferry menuju ke TBBM Bima di Pulau Sumbawa untuk kemudian melayani penyaluran BBM secara rutin ke Labuan Bajo.

“Sepuluh mobil tangki tersebut akan melayani kebutuhan BBM dari TBBM Bima, selama kondisi infrastruktur jalur reguler dari TBBM Reo dan TBBM Ende yang terputus kembali normal dan kondusif,” jelas Rustam.

Pada Senin 11 Maret lalu, Pertamina telah mengirimkan BBM untuk kedua kalinya ke Labuan Bajo, dengan mengerahkan 10 Mobil Tangki dari Termina Bahan Bakar Minyak (TBBM) Bima dan TBBM Badas dengan rata-rata kapasitas 8-20 Kilo Liter (KL) per/Mobil dari Pelabuhan ASDP Sape – Kabupaten Bima.

Setelah itu, dilanjutkan pada hari Rabu, 14 Maret, untuk ketiga kalinya sebanyak tujuh mobil tangki berkapasitas 5 hingga 16 KL kembali dikirm ke kota itu dari TBBM Bima.

Lalu, pada hari ini, Jumat 15 Maret, sebanyak enam mobil tangki berkapasitas 5 hingga 16 KL akan kembali tiba dari TBBM Bima dengan membawa Premium 32 KL, Biosolar Subsidi 16 KL, Biosolar Nonsubsidi 32 KL dan Kerosene 5 KL.

“Saat ini, stok BBM dalam kondisi yang cukup dan kami akan terus melakukan upaya-upaya terbaik untuk tetap memasok ke daerah terdampak,” tambahnya.

Rustam menambahkan, kebutuhan BBM untuk masyarakat di Labuan Bajo, dilayani melalui 3 (tiga) SPBU di daerah tersebut, dengan penyaluran rata-rata harian untuk Gasoline (bensin) sebesar 48 KL (kilo liter) dan Gasoil (Diesel) sebesar 32 KL. Sementara kebutuhan rata-rata Avtur untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di Bandara Komodo sebesar 15 KL/hari.

“Pertamina juga terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait, untuk kelancaran distribusi BBM tersebut, dan tetap mengutamakan aspek HSSE (Health, Safety, Security, Environment) dalam operasionalnya,” tutupnya.

ARJ/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.